Reaksi Rocky Gerung ketika Teori yang Disampaikannya Dibilang Rhenald Kasali Sudah Terbantahkan
Rocky Gerung dan Rhenald Kasali menjadi narasumber dalam acara ILC yang bertemakan divestasi saham Freeport.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mantan dosen Universitas Indonesia menyampaikan teori resources curse ketika membahas mengenai persoalan Freeport.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui acara TV Indonesia Lawyer Club yang ditayangkan tvOne pada Selasa (17/7/2018).
Rocky Gerung mengatakan apabila berdasarkan teori resource curse, negara dengan banyak sumber daya hancur karena sumber daya itu sendiri.
Teori ini kemudian langsung dibantah oleh Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, yang juga hadir dalam acara tersebut.
Rhenald Kasali mengatakan apabila teori yang disampaikan oleh Rocky Gerung sudah lama dan telah terbantahkan.
Menurut Rhenald Kasali, yang menghancurkan sebuah negara bukan lagi sumber daya.
Akan tetapi sistem politik negara itu sendiri.
• Deretan 18 Nama Artis yang Nyaleg dari Partai Nasdem, Ada Olla Ramlan hingga Manohara
"Anda semua pasti ingin Freeport kembali kepangkuan ibu pertiwi, tidak salah itu.
Tapi mbok ya kita jangan begini, jangan saling menyalahkan.
Anda pakai teori-teori misalkan tadi dikatakan resource curse, itu sudah terbantahkan teori itu.
Sudah dikatakan penyebab dari kehancuran itu bukan itu, tapi sistem politiknya, sistem politik yang korup.
Sistem politik itu membedakan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Alamnya sama, budayanya sama, yang membedakan apa? Itu adalah sistem politiknya.
Bukan kutukan sumber daya alamnya.
Jadi teori yang lama itu sudah terbantahkan.
Mari kita belajar, kita tingkatkan kompetensi kita.
Kalau tidak kita bertengkar karena merasa diri kita sudah pintar, sudah pandai, dan kita hancurkan negara kita.
Gunung emas (Freeport) itupun akan hilang ke negara lain," kata Rhenald Kasali.
Mendengar penjelasan Rhenald Kasali, Rocky Gerung hanya tertunduk dan mengangguk-angguk sembari tersenyum kecil.
Dalam kesempatan tersebut, Rhenald Kasali juga memberikan penjelasan terkait divestasi saham Freeport.
Menurutnya, pemerintah sudah berusaha keras untuk mendapatkan saham tersebut.
Rhenald Kasali juga mengatakan jika mengambil momentum jelang kotrak Freeport berakhir.
"Pemerintah melihat celah, itu lubang sudah dalam, sudah mau habis (kontrak).
Tiba-tiba Freeport mendesak Indonesia, desak pemerintah, tolong kita diperpanjang, teriak tuh.
Semua dihubungi, banyak media didatengi, minta diperpanjang, nah tiba-tiba pemerintah 'eh dia sudah dalam keadaan lemah nih' sudah investasi 25 miliar USD," ucap Rhenald.
"Tiba-tiba presiden Jokowi mengambil momentum di situ," sambungnya.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini.
• Mahfud MD Mengaku Sepakat untuk Tidak Akan Berebutan Jadi Cawapres dengan TGB
Diberitakan WartaKota, Ekonom Senior INDEF, Drajad Wibowo, menyebut apabila pemerintah terlalu berlebihan soal Freeport.
"Seandainya pemerintah mengumumkan hasil negosiasi dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) apa adanya, tentu kita harus mengapresiasi," katanya di Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Menurut Dradjad, negosiasi ini sangat alot dan sudah berjalan sekitar setahun.
Perlu kerja keras dari pihak Inalum dan pemerintah.
"Saya percaya, bos Inalum, Budi Sadikin, akan mati-matian mencari deal terbaik bagi Indonesia. Dia, dulunya, dikenal sebagai seorang bankir yang profesional dan hati-hati," katanya.
• Dikoreksi Warga saat Pidato di Sleman, Jokowi Langsung Salahkan Mensesneg
Pemerintah Indonesia Dapatkan Saham Freeport 51 persen
Diberitakan sebelumnya, Freeport McMoran akhirnya sepakat dengan Pemerintah Indonesia terkait divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51 persen.
Dengan demikian, Indonesia bakal menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 51 persen di PT FI.
Presiden Direktur Freeport McMoran, Richard Adkerson, menyebut dengan kepemilikan saham mayoritas tersebut, Pemerintah Indonesia bisa mendapatkan penerimaan hinga puluhan miliar dollar AS.
"Dengan kepastian investasi dan operasi hingga tahun 2041, kami memperkirakan manfaat langsung kepada pemerintah pusat dan daerah, serta dividen kepada Inalum dapat melebihi 60 miliar dollar AS," kata Richard Adkerson usai penandatanganan kesepakatan divestasi di Kementerian Keuangan, Kamis (12/7/2018) sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Freeport McMoran sendiri merupakan induk usaha PTFI.
Adapun kepastian investasi dan operasi PTFI hingga tahun 2041 merupakan satu dari sejumlah poin hasil perundingan Freeport dengan pemerintah pada Agustus 2017 lalu setelah Indonesia resmi mencaplok 51 persen saham PTFI.
Proses divestasi 51 persen saham PTFI dilaksanakan oleh PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) selaku induk holding BUMN bidang pertambangan.
Setelah tercapai kesepakatan divestasi, Inalum harus menggelontorkan dana 3,85 miliar dollar AS untuk mengambil alih 51 persen saham Freeport.
• Usai Resmi Berseragam Juventus, Begini Tanggapan Cristiano Ronaldo terkait Lionel Messi
Nominal 3,85 miliar dollar AS itu digunakan untuk membeli 40 persen hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Rio Tinto di PTFI serta 100 persen saham Freeport McMoran di PT Indocopper Investama dengan porsi 9,36 persen saham di PTFI.
40 persen hak partisipasi Rio Tinto yang dibeli Inalum akan dikonversi jadi saham sehingga total yang dimiliki Indonesia nanti sebesar 51,38 persen.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, proses pembayaran 3,85 miliar dollar AS itu akan dilakukan maksimal dua bulan dari hari ini.
Untuk memenuhi pembayaran tersebut, Inalum akan dapat dukungan dana berupa pinjaman dana dari patungan 11 bank. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)