Jubir PSI Sebut Fahri Hamzah Melontarkan Kritikan dengan Lantang tanpa Pengetahuan dan Pemahaman
Juru Bicara PSI Dedek Prayudi kembali melontarkan sindiran kepada Fahri Hamzah terkait Kontrak Karya Freeport.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi kembali melontarkan sindiran kepada Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya, @Uki23, yang diunggah pada Selasa (17/7/2018).
Dedek Prayudi menilai Fahri Hamzah memberikan kritikan untuk pemerintah namun tidak dibarengi dengan pengetahuan dan pemahaman.
Seperti ketika Fahri Hamzah memberikan kritik terkait kontrak Freeport.
"Fahri Hamzah juga dinilai melontarkan kritikannya untuk pemerintah dengan lantang tanpa pengetahuan dan pemahaman tentang substansi dari kontrak karya Freeport.
#2019gantiDPR
PSI: Fahri Hamzah Mempertontonkan Kelantangan Tanpa Isi," tulis @Uki23.
• Ferdinand: Rupanya Ada yang Sangat Gelisah dengan Rencana Pertemuan SBY dan Prabowo

Diketahui sebelumnya, Fahri Hamzah sempat berbicara mengenai Kontrak Karya Freeport yang berakhir pada 2021 mendatang.
Melalui akun Twitternya pada Jumat (13/72018) lalu, Fahri Hamzah mempertanyakan kenapa pemerintah tidak menunggu kontrak berakhir.
"Sejak zaman Firaun sudah ada emas...jadi ini teknologi baheula ..
Gak usah tipu.
saya dulu tukang beli emas di kampung...dari tambang rakyat..
dulu Newmont di kampung saya diambil asing via Pemda...di beritanya “pemerintah kuasi saham”.
Di belakang asing yg punya uang. Tipu," ujar @Fahrihamzah.
"Kontrak karya pertama 1968 saya belum lahir...
Kontrak karya kedua tahun 1991 pertama kuliah...masih baik kencur...
Kontrak karya ke 3 besok 2021...
Harusnya yg perpanjang presiden terpilih...
Tiba2 sudah tambah 20 tahun lagi," lanjutnya.
"Kontrak Karya Freeport berakhir 2021 (3 tahun lagi) dan otomatis 100% Freeport kembali ke pangkuan NKRI. Tanpa biaya.
Sekarang, seolah pemerintah akuisisi 51% saham dan perpanjang kontrak karya sampai 2041 (23 tahun lagi) dengan biaya Rp. 53 Trilyun.
Apa yang salah?" tambah @Fahrihamzah.

Diberitakan sebelumnya, Freeport McMoran akhirnya sepakat dengan Pemerintah Indonesia terkait divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51 persen.
Dengan demikian, Indonesia bakal menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 51 persen di PT FI.
Presiden Direktur Freeport McMoran, Richard Adkerson, menyebut, dengan kepemilikan saham mayoritas tersebut, Pemerintah Indonesia bisa mendapatkan penerimaan hinga puluhan miliar dollar AS.
"Dengan kepastian investasi dan operasi hingga tahun 2041, kami memperkirakan manfaat langsung kepada pemerintah pusat dan daerah, serta dividen kepada Inalum dapat melebihi 60 miliar dollar AS," kata Richard Adkerson usai penandatanganan kesepakatan divestasi di Kementerian Keuangan, Kamis (12/7/2018) sebagaimana dilansir TribunWow.com dari Kompas.com.
• Nadirsyah Hosen Puji Jawaban Menteri Susi Pudjiastuti saat Dikritik Fahri Hamzah
Freeport McMoran merupakan induk usaha PTFI.
Adapun kepastian investasi dan operasi PTFI hingga tahun 2041 merupakan satu dari sejumlah poin hasil perundingan Freeport dengan pemerintah pada Agustus 2017 lalu setelah Indonesia resmi mencaplok 51 persen saham PTFI.
Proses divestasi 51 persen saham PTFI dilaksanakan oleh PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) selaku induk holding BUMN bidang pertambangan.
Setelah tercapai kesepakatan divestasi, Inalum harus menggelontorkan dana 3,85 miliar dollar AS untuk mengambil alih 51 persen saham Freeport.
Nominal 3,85 miliar Dollar AS itu digunakan untuk membeli 40 persen hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Rio Tinto di PTFI serta 100 persen saham Freeport McMoran di PT Indocopper Investama dengan porsi 9,36 persen saham di PTFI.
40 persen hak partisipasi Rio Tinto yang dibeli Inalum akan dikonversi jadi saham sehingga total yang dimiliki Indonesia nanti sebesar 51,38 persen.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, proses pembayaran 3,85 miliar Dollar AS itu akan dilakukan maksimal dua bulan dari hari ini.
Untuk memenuhi pembayaran tersebut, Inalum akan dapat dukungan dana berupa pinjaman dana dari patungan 11 bank. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Ketua Progres 98 Faizal Assegaf: Bung Rizal Ramli, Ambisimu untuk Nyapres Sangat Ketinggian