Divestasi 51 Persen Saham Freeport, Marwan Batubara: Jangan Mengklaim Berhasil, Ini Belum Apa-apa
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IREES), Marwan Batubara angkat bicara soal divestasi saham PT Freeport 51 persen oleh pemerintah.
Penulis: Vintoko
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IREES), Marwan Batubara angkat bicara soal divestasi saham PT Freeport 51 persen oleh pemerintah.
Dilansir TribunWow.com dari Talkshow tvOne, hal itu disampaikan dalam program 'Apa Kabar Indonesia Pagi' yang diunggah di YouTube, pada Selasa (17/7/2018).
Marwan mengatakan jika perjanjian antara pemerintah melalui PT Inalum dengan PT Freeport mengenai pembelian saham itu merugikan negara.
• Tanggapi Pernyataan Jokowi soal Divestasi Saham Freeport, Ferdinand: Divestasi Bukan Jalan Terbaik
Bahkan, dirinya menegaskan jika divestasi saham itu belum berhasil.
"Ini baru penandatanganan Head of Agreement (HoA), belum kesepakatan, jadi belum apa-apa," ujar Marwan.
Kendati demikian, dirinya tetap memberikan apresiasi terhadap langkah pemerintah yang telah membuat kemajuan.
"Kemajuan iya kita apresiasi, tapi jangan mengklaim ini berhasil, ini belum apa-apa. Masih HoA dan belum tanda tangan perjanjian," imbuh dia.
Meski pemerintah memiliki penguasaan 51 persen saham Freeport, kata Marwan, hal itu tidak menjadi keberhasilan.
• Soal Divestasi 51 Persen Saham Freeport, Putri Amien Rais: Semua Hanyalah Demi Citra Diri
Terlebih soal jumlah yang harus dibayarkan senilai 3,85 miliar dolar AS yang dianggap terlalu besar.
"Dibilang 51 persen tapi pengendali masih Freeport, harganya juga kemahalan, sanksi aspek lingkungan juga tidak jelas dan itu semua sudah dikunci. Padahal potensi mendapatkan lebih murah itu sangat besar," ujar Marwan.
"Jadi kalau dikatakan berhasil tapi kita bayar sangat mahal, tidak ada sanksi kerusakan lingkungan, kita tidak peduli pengendalinya tetap Freeport saya ini penjajahan berlanjut," tandas dia.
Simak video selengkapnya dibawah ini:
Diberitakan sebelumnya, Freeport McMoran akhirnya sepakat dengan Pemerintah Indonesia terkait divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51 persen.
Dengan demikian, Indonesia bakal menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 51 persen di PT FI.
Presiden Direktur Freeport McMoran, Richard Adkerson, menyebut, dengan kepemilikan saham mayoritas tersebut, Pemerintah Indonesia bisa mendapatkan penerimaan hinga puluhan miliar dollar AS.
"Dengan kepastian investasi dan operasi hingga tahun 2041, kami memperkirakan manfaat langsung kepada pemerintah pusat dan daerah, serta dividen kepada Inalum dapat melebihi 60 miliar dollar AS," kata Richard Adkerson usai penandatanganan kesepakatan divestasi di Kementerian Keuangan, Kamis (12/7/2018) sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
• Soal Perombakan Pejabat DKI Jakarta, Tsamara: Aturan Ditabrak, Pejabat Berprestasi Diberhentikan
Freeport McMoran sendiri merupakan induk usaha PTFI.
Adapun kepastian investasi dan operasi PTFI hingga tahun 2041 merupakan satu dari sejumlah poin hasil perundingan Freeport dengan pemerintah pada Agustus 2017 lalu setelah Indonesia resmi mencaplok 51 persen saham PTFI.
Proses divestasi 51 persen saham PTFI dilaksanakan oleh PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) selaku induk holding BUMN bidang pertambangan.
Setelah tercapai kesepakatan divestasi, Inalum harus menggelontorkan dana 3,85 miliar dollar AS untuk mengambil alih 51 persen saham Freeport.
Nominal 3,85 miliar dollar AS itu digunakan untuk membeli 40 persen hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Rio Tinto di PTFI serta 100 persen saham Freeport McMoran di PT Indocopper Investama dengan porsi 9,36 persen saham di PTFI.
• Kata-kata Shakira Menguatkan Denada untuk Terus Dampingi Sang Anak Melawan Leukimia
40 persen hak partisipasi Rio Tinto yang dibeli Inalum akan dikonversi jadi saham sehingga total yang dimiliki Indonesia nanti sebesar 51,38 persen.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, proses pembayaran 3,85 miliar dollar AS itu akan dilakukan maksimal dua bulan dari hari ini.
Untuk memenuhi pembayaran tersebut, Inalum akan dapat dukungan dana berupa pinjaman dana dari patungan 11 bank. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)