Sandiaga Uno Sebut Acara Jakarnaval 2018 Sukses!
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno turut serta meramaikan Jakarnaval 2018
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno turut serta meramaikan Jakarnaval 2018 yang berlangsung pada hari Minggu (8/7/2018).
Berdasarkan pantauan TribunWow pada akun Instagram @sandiuno, Sandi baru saja mengunggah foto-foto keseruan acara tersebut pada Senin (9/7/2018).
Dalam foto, terlihat kemeriahan acara Jakarnaval 2018 yang berisi konvoi vespa dan mobil antik, pawai yang memperlihatkan budaya betawi dan baju adat hingga ondel-ondel, serta pawai untuk mempromosikan perhelatan Asian Games dan Asian Para Games 2018.
Sandi, dalam captionnya mengungkapkan kebahagiaannya dan mengapresiasi seluruh pihak yang membantu atas suksesnya acara Jakarnaval kemarin.
• Fahri Hamzah Buat Catatan soal Persatuan: Semua Sibuk Panen Raya dan Pesta Padahal Kapal Kita Retak
Ia juga menuturkan bahwa pemerintah berhasil menekan biaya anggaran hingga setengah lebih dari pengeluaran terakhir Jakarnaval digelar.
Pada akhir caption, ia menuturkan kebahagiannya karena telah hadir di acara tersebut.
Sandi juga memastikan bahwa tahun depan Jakarnaval akan hadir dengan konsep yang tak kalah keren dan diharapkan warga yang datang akan jauh lebih banyak.

Berikut caption yang menyertakan unggahan foto-foto Jakarnaval di akun @sandiuno, Senin (9/7/2018):
"Wow wow wow.. acara Jakarnaval kemarin sukses!
Apresiasi kami kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras demi mewujudkan acara meriah tanpa harus memakan banyak anggaran.
Setelah 2 tahun absen, sepertinya masyarakat menunggu pesta rakyat yang tidak dipungut biaya namun memberikan keceriaan di akhir pekan mereka.
Terakhir kali Jakarnaval dilaksanakan pada tahun 2015 memakan anggaran sekitar 8 miliar.
Tahun ini, kami berhasil menekan biaya hingga 3.7 miliar.
Setengah lebih dari pengeluaran sebelumnya berhasil kita potong.
Karena kita ingin adanya pengurangan anggaran atau penghematan tidak berarti seni budaya serta kearifan lokal kita korbankan.