Pilpres 2019
Andi Arief Beberkan Penjelasan Rachland Nashidik yang Mewakili Partai Demokrat terkait Opsi JK-AHY
Mantan Staf Khusus era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief, memberikan penjelasan resmi terkait Demokrat yang selalu menyinggung JK dan AHY.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mantan Staf Khusus era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief, memberikan penjelasan resmi terkait partai Demokrat yang selalu menyinggung Jusuf Kalla (JK) berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pilihan presiden 2019.
Opsi JK-AHY semakin kencang berhembus dari kubu Demokrat, namun, JK tidak pernah mengutarakan secara resmi mengenai keterkaitan namanya.
Andi Arief yang juga politikus Demokrat, melalui Twitter-nya, @AndiArief__, memberikan penjelasan mengenai opsi JK dan AHY yang secara resmi diungkapkan oleh wasekjen partai Demokrat, Rachland Nashidik, Rabu (4/7/2018).
• Live Streaming Babak 16 Besar Indonesia Open 2018, Pukul 11.45 WIB di Trans 7
Dalam tulisan Andi yang mengatasnamakan pesan resmi dari Rachland, opsi JK-AHY tergantung pada keinginan JK untuk menjadi calon presiden (capres).
Karena, Demokrat memandang JK adalah figur yang tepat.
Namun, jika opsi JK-AHY tidak terlaksana, maka opsi kedua adalah ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto yang akan bersanding dengan AHY.
"Opsi JK -AHY sangat bergantung soal apakah JK masih memiliki keinginan untuk menjadi Capres. Demokrat memandang JK figur tepat. Kalau Keinginan ini tidak terjadi opsi kedua Prabowo-AHY akan kami perjuangkan," tulis Andi Arief.
Andi menambahkan, penjelasan resmi dari Demokrat menyatakan bahwa JK tidak menolak AHY jika dijadikan cawapres.
Namun, JK sangat mengapresiasi dukungan sejumlah kader Demokrat pada dirinya.
JK juga mengakui bahwa AHY adalah figur muda yang cakap dan memiliki elektabilitas tinggi sebagai cawapres.
• Balas Cuitan Presiden Jokowi, PM Malaysia Mahathir Mohamad Ungkap Kekagumannya
"Penjelasan Resmi Partai Demokrat soal JK-AHY:
JK tidak menolak AHY, seolah beliau lebih mau dengan figur lain. Sebaliknya, Pak JK justru sangat mengapresiasi aspirasi sejumlah kader Partai Demokrat pada beliau.
Beliau juga mengakui AHY adalah figur muda yang cakap dan memiliki elektabilitas paling tinggi sebagai Cawapres," lanjut Andi.


Namun, JK lebih mengutamakan pendapat keluarganya yang keberatan jika dirinya kembali maju dalam pilpres 2019.
• Live Streaming Piala AFF U-19 2018: Indonesia Vs Filipina Pukul 19.00 WIB di Indosiar
"Namun demikian, Pak JK mengutamakan pendapat keluarga yang berkeberatan beliau kembali maju dalam kontestasi Pilpres," tambah Andi.
Andi mengaku, dari percakapan langsung dengan JK, Demokrat menyimpulkan JK memiliki rencana lain bagi perubahan politik di Indonesia.
Dimana Demokrat juga bisa memiliki peran strategis yang sama.
Sementara itu, dalam pekan-pekan ke depan, masyarakat dapat mengharapkan kejutan baru dari upaya memecah kebuntuan politik yang terjadi akibat adanya pemaksaan Presidential Threshold 20 persen.
"Dari percakapan langsung dengan beliau, kami menyimpulkan beliau memiliki rencana lain bagi perubahan politik Indonesia, dimana Partai Demokrat bisa memiliki peran strategis yang sama.
Dalam pekan pekan ke depan, Publik politik Indonesia dapat mengharapkan kejutan kejutan baru dari upaya memecah kebuntuan politik yang terjadi saat ini akibat pemaksaan PT 20%.
Rachland Nashidik
Wasekjen Partai Demokrat," tulis Andi Arief lagi.

• Teddy Gusnaidi Ungkap Sikap PKPI terkait Jokowi jika Uji Materi Presidential Threshold Dikabulkan
Sementara itu, dikutip Tribunwow.com dari Kompas.com Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Jusuf Kalla memang mengungkapkan jika JK sudah menolak wacana partai Demokrat untuk berkoalisi dengan dirinya di Pilpres 2019.
Demokrat memang ingin JK maju di Pilpres 2019 didampingi oleh AHY.
"Dia (Kalla) sudah tolak, dia (Kalla) enggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat, dia (Kalla) tidak bisa lagi. Pak JK sudah kasih tahu langsung," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Sofjan menegaskan, Kalla akan tetap memegang teguh keputusannya untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga setelah pensiun sebagai wapres nantinya.
Kalla, kata dia, pasti akan membantu Jokowi menghadapi Pilpres mendatang.
Hal itu sudah disampaikan Kalla kepada wartawan. "Ia (Kalla) mau pensiun, pasti bantu pak Jokowi, jadi apapun (wacana) dia tidak peduli," Sofjan.
• Ngaku Hanya Teman, Jessica Iskandar dan Richard Kyle Unggah Foto yang Serupa, Kondangan Bareng?
Demokrat mewacanakan duet JK-AHY
Demokrat ingin membentuk poros ketiga dalam Pilpres 2019.
Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari, misalnya, memamerkan gambar tersebut lewat status WhatsApp Mesengger dengan keterangan: 'JK-AHY will coming soon'.
Imelda mengatakan, Partai Demokrat sudah mengadakan poling internal.
Hasilnya, 90 persen kader menginginkan adanya Koalisi Alternatif di luar koalisi Presiden Joko Widodo dan kelompok oposisi.
"Salah satu nama yang kami anggap kapabel, baik secara elektabilitas dan pengalaman salah satunya kepemimpinan Pak JK yang pernah bersama sama Pak SBY juga," ujar Imelda saat dikonfirmasi, Senin (2/7/2018).
Imelda menambahkan, wacana menduetkan Kalla dan AHY sebenarnya sudah muncul di kalangan internal sejak lama.
Wacana itu kemudian menguat ketika Kalla bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, pada 25 Juni 2018 lalu. (Tribunwow/Tiffany Marantika)