Mardani: Ekonomi Tidak Ditangani dengan Benar, Manajemen Energi dan BBM Membuat Jebol Anggaran
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera turut menanggapi soal harga BBM Pertamax yang naik.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan BBM berkualitas dan disesuaikan dengan daya beli masyarakat.
Sebagai contoh di Maluku dan Papua, harga Pertamax diturunkan menjadi Rp 9.700/liter.
Sedangkan di Jakarta mengalami kenaikan.
Harga Pertamax di Jakarta per 1 Juli 2018 menjadi Rp 9.500, naik Rp 600 dari Rp 8.900.Sementara harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp 10.700 pada 1 Juli 2018, dari sebelumnya Rp 10.100.
Lalu harga Dexlite naik menjadi Rp 9.000 per liter, naik Rp 900 dari sebelumnya yang berada di angka Rp 8.100 per liter.
Kemudian, Pertamina Dex naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 10.500 (naik Rp 500).
Untuk Pertamax Racing, harga tidak mengalami kenaikan dan tetap di angka Rp 42.000.
Sedangkan untuk rupiah, disebutkan jika pada Jumat (29/6/2018) pukul 08.59, rupiah tembus di angka Rp 14.415 per dollar AS.
Angka yang berasal dari Bloomberg itu menunjukkan jika rupiah melorot 0,14 persen dari level penutupan sehari sebelumnya yang berada di angka Rp 14.394.
Melemahnya rupiah membuat persepsi investor terkait investasi di Indonesia kembali meningkat.
Hal tersebut tampak dari naiknya credit default swap (CDS) Indonesia, terutama CDS tenor lima tahun.
Meski rupiah terus terpuruk, Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan jika investor tak akan panik.
"Enggak ada itu mereka panik. Baik-baik saja sebab mereka lihat fundamental Indonesia masih bagus dan mereka juga lihat pemerintah biasa-biasa saja, jadi enggak ada masalah," ucap Luhut di kantornya, Kamis (28/6/2018), dikutip Kompas.com.
Luhut menilai jika anjloknya rupiah adalah wajar, melihat dari dampak tekanan global.
Di sisi lain, Deputi I bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Purbaya Yudi Sadhewa menambahkan bahwa tekanan terhadap rupiah merupakan dampak perang dagang antara AS dan China yang turut membuat ekonomi global tertekan.