Pilkada Serentak 2018
Raja Juli Antoni: Berhenti Mengaduk-aduk Emosi Menyalahkan Lembaga Survei, Dewasalah
Sekjen PSI, Raja Juli Antoni menuliskan tanggapan soal reaksi partai politik yang tidak mempercayai hasil quick count.
Penulis: Woro Seto
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Sekjen PSI, Raja Juli Antoni menuliskan tanggapan soal reaksi partai politik yang tidak mempercayai hasil quick count.
Dilansir TribunWow.com dari akun Twitter @AntoniRaja yang ia tuliskan pada Sabtu (30/6/2018), Raja Juli Antoni menuliskan jika kemenangan parta politik itu penting, namun menurutnya yang lebih penting adalah pendidikan politik bagi para pemilih.
• Bahas Quick Count Pilkada Jabar, Yunarto Wijaya: Lihatlah, Pihak Mana yang Jago Bikin Hoax
"1. Bagi parpol kemenangan politik itu penting. Tapi jauh lebih penting sebenarnya adalah pendidikan politik bagi para pemilih. #Pilkada
2. Ajarkan kpd mrk menang kalah dlm politik itu biasa saja. Gubernur/Bupati/Walikota hanya pilih “pelayan” mereke unk 5 thn saja. #Pilkada
3. Kalau para pemimpin itu gak benar, pecat mereka 5 thn lg dgn ajukan program dan kandidat lebih baik. #Pilkada
4. Tugas parpol mengajarkan rasionalitas kpd para pemilih. Berhenti aduk2 emosi mrk menyalahkan lembaga survei atau penyelenggara pemilu. #Pilkada
5. Ajarkan kpd para pemilih melihat dan membaca hasil survey dan quick count. Lembaga mana yang selalu salah dan yang sering ngaco. Tidak sulit melakukannya asal mau. #Pilkada
6. Dengan parpol yang dewasa dan mendewasakan pemilih, demokrasi kita tambah dewasa pula. Perbedaan politik penting tapi tdk perlu menjadi pertarungan yang berlarut-larut setelah “pesta demokrasi” usai. #Pilkada," cuitnya.
Setelah itu, Antoni menyebut jika tiga kandidat jagoannya di Sumatera Utara, Riau dan lampung lemah di hasil quick count.
Melihat data tersebut, Antoni mengaku masih tetap menunggu hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tidak menyalahkan lembaga survei.
"Di Pilkada Sumut, Riau dan Lampung jagoan PSI kalah dalam quick count.
Hasil final tentu saja menunggu real count KPU.
Tp @psi_id tdk perlu tuding dan salahkan lembaga survei yg punya track record panjang krn @psi_id percaya metode ilmiah.
Dah gitu saja ya," tulisnya.
• Faizal Assegaf Sebut Acara IMF-Bank Dunia Akan Jadi Nutrisi Politik Bagi Oposisi
Sementara itu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat menolak hasil hitung cepat (quick count) Pilkada Jawa Barat 2018 dari seluruh lembaga survei.
“Hasil survei mereka kita tidak tanggapi apapun hasilnya,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Mulyadi, saat konferensi di Kantor DPD Gerindra Jawa Barat, Jalan PHH Mustopha Kota Bandung, Kamis (28/6/2018) seperti yang dilansir Tribunnews.com.
Partai Gerindra ternyata lebih percaya dengan hasil hitungan tim internal.
Menurut Mulyadi, meski tidak jauh berbeda, hasil hitungan dua tim internal menyatakan pasangan Asyik menang tipis dari pasangan Rindu.
“Perhitungan kami, kami menang. Tapi untuk menjaga demokrasi, kami akan terus mengawal dan menunggu hasil resmi,” jelasnya.
Mulyadi mengatakan, pernyataan ini dibuat untuk memotivasi pendukung pasangan Asyik, baik kader partai Gerindra, PKS, maupun PAN.
Pihaknya meminta para kader dan pendukung optimistis akan kemenangan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu hingga hasil real count KPU keluar.
“Partai Gerindra tetap mengikuti aturan main. Perlu diingat, Pilgub Jawa Barat belum selesai,” imbuhnya.
Diketahui, sejumlah lembaga survei telah mengeluarkan hasil quick count Pilkada Jawa Barat dan hasilnya menunjukkan Ridwan Kamil lebih unggul.
Berikut ini hasil akhir quick count di 5 lembaga survei:
1. Litbang Kompas
Ridwan-Uu: 32,54 persen
TB Hasanuddin-Anton: 12,2 persen
Sudrajat-Syaikhu: 29,53 persen
Deddy-Dedi: 25,72 persen
2. Indo Barometer
Ridwan-Uu: 32,40 persen.
TB Hasanuddin-Anton: 12,95 persen.
Sudrajat-Syaikhu: 28,54 persen.
Deddy-Dedi: 26,10 persen.
3. SMRC
Ridwan-Uu: 32,26 persen.
TB Hasanuddin-Anton: 12,77 persen.
Sudrajat-Syaikhu: 29,58 persen.
Deddy-Dedi: 25,38 persen.
4. LSI
Ridwan-Uu: persen.
TB Hasanuddin-Anton: persen.
Sudrajat-Syaikhu: 2 persen.
Deddy-Dedi: 2 persen.
5. Poltracking
Ridwan-Uu: 31,83 persen.
TB Hasanuddin-Anton: 12,91 persen.
Sudrajat-Syaikhu: 28,17 persen.
Deddy-Dedi: 27,08 persen.
KPU akan melakukan rekapitulasi hingga 9 Juli mendatang.
Hasil resmi akan diumumkan oleh KPU setelah rekapitulasi selesai dilakukan. (TribunWow.com/Woro Seto)