Breaking News:

4 Fakta Mengenai Mohammad Nuruzzaman, dari Rencana Pengunduran Diri hingga Mendukung Pembubaran HTI

Fakta mengenai Mohammad Nuruzzaman, dari rencana mundur Gerindra hingga dukungan Perppu tentang ormas dan membubarkan HTI

KOMPAS.com/Kristian Erdianto
Mohammad Nuruzzaman dalam sebuah diskusi bertajuk Pembubaran HTI dan Amanat Konstitusi Kita di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017). 

TRIBUNWOW.COM - Mundurnya Mohammad Nuruzzaman dari Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra membuat perpolitikan di Indonesia gempar.

Pasalnya, mundurnya politisi Partai Gerindra itu dipicu atas pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon yang dianggap menghina Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, saat menjadi pembicara di Israel.

Selain itu, ada masalah lain yang menjadi pertimbangan Nuruzzaman keluar dari Gerindra, yakni ketika pertarungan di Pilkada DKI.

Ia menilai Partai Gerindra berbelok menjadi sebuah kendaraan kepentingan yang bukan lagi berkarakter kepada kepedulian dan keberanian, tapi berubah menjadi mesin rapuh yang hanya mengejar kepentingan saja.

Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui rekam jejak dari Mohammad Nuruzzaman.

TribunWow.com berhasil merangkum 4 fakta mengenai Mohammad Nuruzzaman.

Protes Kebijakan Twitter, Fahri Hamzah: Kamu Cari Makan di Sini, Jangan Berpolitik dengan Kami

1. Pernah berencana mundur dari Gerindra sejak 2017

Seperti dikutip dari Tribunnews, Mohammad Nuruzzaman mengaku berpikir untuk mundur dari Partai Gerindra sejak Desember 2017 lalu.

Alasannya, karena kontribusi dan ketulusannya dalam berjuang bersama Partai Gerindra tidak pernah terakomodir.

Sehingga, ia tinggal mencari momen yang tepat yang sesuai dengan premis pengunduran dirinya.

Nuruzzaman merasa sangat berat untuk melangkah berjuang karena isi perjuangan Partai Gerindra hanya untuk kepentingan elit nya saja sambil terus menerus menyerang penguasa tanpa data yang akurat.

Isu SARA yang sudah melampaui batas dan meletakkan Jakarta sebagai kota paling intoleran adalah karena kontribusi elit Partai Gerindra yang haus kekuasaan dunia saja, tanpa mau lagi peduli pada rakyat di mana seharusnya berpijak.

"Akhir kata saya Mohammad Nuruzzaman, kader partai Gerindra, hari ini mundur dari partai Gerindra dan saya pastikan saya akan berjuang untuk melawan Gerindra dan elit busuknya sampai kapanpun," kata Mohammad Nuruzzaman.

Andre Rosiade Sesalkan Sikap Nuruzzaman yang Menuduh Gerindra Menggunakan Isu SARA

2. Jabatan

Selain menjabat sebagai Wasekjen Gerindra, Nuruzzaman juga merupakan kader NU.

Tak hanya itu, Nuruzzaman juga merupakan Ketua Densus 99 Banser NU GP Ansor.

Guntur Romli Beberkan Perbedaan Tajam antara Gerindra dengan Nuruzzaman

3. Pernah ikut Caleg

Pimpinan GP Ansor ini ternyata juga tercatat pernah nyaleg melalui Partai Gerindra pada Pileg 2014.

"Saya juga mencalonkan diri sebagai calon legislatif di periode tahun 2014, walaupun gagal, dan saya masuk di kepengurusan Partai Gerindra," katanya saat membacakan surat pengunduran diri.

4. Mendukung Perppu dan pembubaran HTI

Seperti dikutip dari Kompas.com, Nuruzzaman meminta pemerintah segera merealisasikan rencana pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada tahun 2017 silam. 

Untuk itu, Nuruzzama mendesak agar pemerintah merealisasikan rencana pembubaran melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

Penerbitan Perppu bisa dijadikan pintu masuk bagi pemerintah untuk menindak tegas ormas-ormas yang dianggap berideologi anti-Pancasila, seperti HTI. 

"Pemerintah harus segera bertindak tegas terhadap HTI. Menurut saya, langkah itu bisa dilakukan dengan penerbitan Perppu," ujar Nuruzzaman, Senin (10/7/2017).

"Perppu tersebut bisa digunakan untuk membubarkan ormas radikal dan anti-Pancasila lainnya," imbuh dia.

Viral Nelayan Tangkap Ikan Marlin Seberat 250 Kg, Harganya Ditaksir Jutaan Rupiah

Di sisi lain, sikap Gerindra malah menolak Perppu tentang Ormas untuk disahkan menjadi undang-undang.

Ia mengatakan, sebagai kader NU, sudah semestinya ia mendukung Perppu tersebut, tetapi ternyata bertentangan dengan sikap partai.

"Oleh sebab itu, saya sudah berpikir untuk mundur dari Gerindra pada Desember 2017 lalu karena kontibusi dan ketulusan saya berjuang bersama tidak pernah terakomodasi. Sehingga, tinggal mencari momen yang tepat yang sesuai dengan premis awal saya di atas," ujar dia, seperti dikutip Kompas.com, Rabu (13/6/2018). (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)

Tags:
Mohammad NuruzzamanPartai GerindraGerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved