Pilpres 2019
Belajar dari Pengalaman dan 'Sabdo Pandito Ratu', Yusril Ngaku tak Minat Ikut Manuver Amien Rais
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku jika dirinya sejak awal tidak berminat untuk mengikuti langkah politik Amien Rais.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku jika dirinya sejak awal tidak berminat untuk mengikuti langkah politik Amien Rais.
Dilansir TribunWow.com, Yusril membeberkan alasannya melalui akun Twitter @Yusrilihza_Mhd yang diunggah pada Senin (11/6/2018).
Mengutip pepatah jawa 'sabdo pandito ratu' yang artinya ucapan seseorang yang kedudukannya sangat tinggi sama seperti guru maha bijaksana.
Pepatah itu kemudian ia jadikan pedoman dalam melihat pemimpin.
Menurutnya, seorang pemimpin itu harus serius dan terpercaya.
Bukan pemimpin yang mencla-mencle tau plin-plan.
• Amien Rais Dicemooh, Sudjiwo Tedjo: Bisa Gak Dialihkan ke Penguasa Formal?
Berkaca pada pengalaman dan pepatah tersebut, ia mengaku tidak berminat sedikitpun untuk ikut-ikutan dalam manuver Amien Rais.
Berikut pernyataan lengkap Yusril Ihza Mahendra:
"1. Dalam pepatah Jawa ucapan pemimpin itu adalah “sabdo pandito ratu” artinya ucapan seseorang yang kedudukannya sangat tinggi, bagai seorang pandito (guru maha bijaksana) dan seorang ratu (raja).
2. Karena itu ucapan pemimpin itu haruslah ucapan yang serius dan terpercaya.
Ucapan yang sudah dipikirkan dengan matang segala akibat dan implikasinya.
Ucapan pemimpin itu akan menjadi pegangan bagi rakyat dan pendukungnya.
3. Karena itu pula, ucapan pemimpin itu harus lahir dari hari yang tulus, bukan kata bersayap,
yang seolah diucapkan dengan kejujuran, tetapi dibelakangnya mempunyai agenda pribadi yang tersembunyi.
4. Karena ucapan pemimpin adalah sabdo pandito ratu, maka ucapannya tidak boleh “mencla mencle, pagi ngomong dele, sore ngomong tempe”
artinya ucapannya berubah-ubah, inkonsisten, sehingga membingungkan rakyat dan pendukungnya.