Breaking News:

Sindir Fahri Hamzah soal Teroris Masuk Kampus, Rustam Ibrahim: Mbok Ya Mikir

Direktur LP3ES, Rustam Ibrahim memberikan kritikan pernyataan Fahri Hamzah yang melarang membawa senjata laras panjang ke dalam kampus.

Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
KOLASE / TRIBUNWOW.COM
Rustam Ibrahim dan Fahri Hamzah 

Ini sebenarnya soal Diameter ukuran otak pemerintahan dan presidennya. Tidak lebih. Presiden @jokowi tidak punya kemampuan memahami kompleksitas Indonesia. Itu masalahnya. Dan otak mini sekarang jadi wabah. Menjalar ke mana-mana. #SaveKampus #SaveUNRI.

Kalau musuh pak @jokowi dia akan dorong represi kepada kampus yang lebih ganas dari era orde baru seperti sekarang ini sehingga tak ada 1 pun kampus yang akan mau menerima preaiden lagi. Bagus! Tapi Sadarkah bahwa negara sedang merusak mimbar akademik kita? #SaveKampus.

Kampus, parlemen, rumah sakit adalah di antara tempat yang harus bersih dari senjata. Apalagi senjata laras panjang. Siapapun termasuk mahasiswa dan dosen dilarang membawa senjata mematikan. Karena ini tempat orang bicara tanpa ancaman kekeraaan fisik. #SaveKampus.

Apakah ada teroris bersenjata dalam kampus? Kenapa tidak kirim intel? Kenapa tidak ditangkap di luar kampus? Apakah mereka bikin markas teroris di kantor menwa? Kenapa senang menampakkan pasukan bersenjata dan laras panjang masuk kampus? Ini Polri atau kompeni? #SaveKampus.

Fahri Hamzah Sebut Jokowi Tamat Lantaran Teroris Masuk Kampus hingga Kritikan Ratna Sarumpaet

Apa kata dunia? Kalau kampus dianggap sebagai sarang teroris bersenjata maka berakhirlah indonesia ini. Tamat! Bapak tamat pak @jokowi !! Pasar dunia akan bereaksi bahwa ternyata Indonesia sama saja dengan Afrika. Teroris bersenjata di mana2. #SaveKampus

Headline kita hari ini adalah #KampusSarangTeroris. Kalau cara kerja tujuan boleh menghalalkan segala cara. Maka tunggulah masalah takkan kunjung selesai. Karena demarkasi tak ada lagi dan semua dianggap boleh asalkan mencapai tujuan dimaksud. #SaveKampus

Kampus harus menyiapkan tim khusus untuk melakukan penyelidikan sendiri. Jangan biarkan suasana kampus mencekam dan dipenuhi ketakutan. Jangan biarkan mahasiswa terutama aktifis Islam menjadi terasa dalam ancaman.

Dari ujung ke ujung kita tahu arti semua ini. Maka kebenaran tidak boleh hanya satu versi. Tuduhan yang dibuat oleh pemerintah dan sejenisnya tentang radikalisme di kampus itu yang dimaksud adalah aktifis Islam. #SaveKampus

Saya teringat dulu sebagai pengurus #MasjidARHUI kami dipanggil pembina mesjid Alm. prof Daud Ali. Saya juga dipanggil dekan FEUI prof Arsyad Anwar sebagai pengurus FSI-FEUI. Sekitar tahun 1993. Pertanyaanya sama, “Apakah ada OTB di kampus kita?”. #SaveKampus

Kata #OTB atau organisasi tanpa bentuk dulu populer. Intelijen orba masih gelisah dengan gerakan masjid kampus. Mereka takut kalau ini punya maksud lain. Maka saya jawab prof Daud Ali dan pak Dekan, “Nggak ada pak, yang ada pengajian yg sering disebut tarbiyah dan mentoring”.

Beliau lanjut tanya, “apa isi kegiatan kalian?” . Saya jawab ringan, “belajar baca Quran, mengaji dan belajar agama untuk diamalkan”. Saya selalu ringan menjawab. Sebab kita Gak punya agenda lain. Akhirnya kami boleh pergi setwkah dialog panjang. #SaveKampus

Denny Siregar: Kalau Saya Jadi Jokowi, Akan Temui Amien Rais di Rumahnya Agar Mendapat 2 Kemenangan

Dulu, zaman gelap orde baru, kalau negara curiga kepada kampus, pihak kampus yang ditanya. Lalu kami dipanggil. Aku selalu senang bicara pada orang tua kami di kampus. Kami saling kenal luar dalam. Namanya dosen dan mahasiswa.

Ada semacam kesepakatan antara aktifis dengan rektorat dan dekanat agar secara bersama menjaga apa yang kita sebut sebagai kebebasan kampus. Aparat tidak boleh masuk kampus, apalagi membawa senjata dan menodongkannya. Semua diselesaikan dengan dialog. #SaveKampus.

Tapi kecurigaan pasti ada bahkan meluas. Saya punya pengalaman, di depok. Setelah kami pindah fakultas tahun 1993. Sampai tahun 1995 ketika saya menjadi ketua Forum Studi Islam (FSI) lembaga kami tidak kunjung diakui, jangankan diberi tempat kegiatan. #SaveKampus.

Saat diberi amanah, saya menghadap Pudek III, almarhum Nizam Yunus. Saya selalu akrab sama yang tua. Tiap hari aku merayu. Sampai aku disuruh menghadap dekan, Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Saya diterima di ruang kerja beliau. Sebuah seri dialog dimulai. #SaveKampus.

Halaman
123
Tags:
Fahri HamzahRustam Ibrahim
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved