Kecam Pertemuan Politik saat Umrah, Denny Siregar: Usaha Menyeret Tuhan untuk Kepentingan Pribadi
"Ketika ibadah umroh dikecilkan artinya menjadi pertemuan politik, saya akhirnya mengakui bahwa banyak manusia yang beribadah bukan karena ibadah"
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Prabowo, Habib Rizieq, dan Amien Rais melakukan pertemuan di Kota Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (2/6/2018).
Hal ini dibenarkan oleh Anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo yang mengatakan jika pertemuan Amien Rais, Prabowo, dan Habib Rizieq kemungkinan akan membahas soal umat dan politik.
"Jika mereka jadi bertemu, selain diskusi tentang umat, tentu tidak terhindarkan akan ada obrolan politik," ucapnya.
Amien Rais tiba lebih awal bersama romongan keluarganya pada Jumat (1/6/2018), sedangkan Prabowo Sabtu (2/6/2018).
• 10 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Riau: Rakit Bom di Kampus hingga Tanggapan Rektor
Mereka pun terlihat di unggahan instagram stories milik Amien Rais, @amienraisofficial.
Dalam unggahannya pertama di Instagram sotriesnya pada Sabtu (2/6/2018), Amien terlihat melakukan posisi doa bersama dengan beberapa orang lainnya.
Dalam doa tersebut, Amien mengatakan jika pihaknya sedang memanjatkan doa untuk kebaikan dan keselamatan Bangsa Indonesia.
Terlihat Amien beserta beberapa tokoh lain tengah mengangkat tangan dengan sikap berdoa.

Amien Rais beserta rombongan tengah berdoa bersama (Instagram)
Menanggapi kabar pertemuan politik dalam umrah, pegiat media sosial Denny Siregar mengecam.
Hal ini tertulis dalam akun Fanspage pribadinya.
Berikut isi tulisannya:
"IBLIS ITU AHLI IBADAH...
Apa sebenarnya pengertian Umroh ?
Umroh itu bisa diartikan sebagai berkunjung. Sedangkan dalam Islam, umroh diperluas artinya menjadi berkunjung atau beribadah ke Mekkah.
Dalam hadis, Rasulullah Saw juga mengabarkan keutamaan Umroh, "Dari umroh ke umroh adalah penghapus dosa antara keduanya”.
Layaknya ibadah - apalagi berkunjung ke tanah suci - maka kita harus melepaskan sifat-sifat keduniawian, karena yang dikunjungi bersifat spiritual.
Sifat-sifat keduniawian itu timbul karena nafsu dalam diri manusia. Karena itulah dalam ibadah, kita seharusnya menjadi orang yang pasrah dan berserah karena akhirnya kita mengetahui bahwa diri ini sejatinya kecil dan tak berguna..
Jadi ketika ibadah umroh dikecilkan artinya menjadi pertemuan politik, saya akhirnya mengakui bahwa sangat banyak manusia yang beribadah bukan karena ia ingin ibadah, tapi karena ia mempunyai agenda. Dan agenda itu selalu berkaitan dengan dirinya, dengan nafsu dirinya..
Pada model manusia-manusia yang terikat kuat pada duniawi, yang lekat dengan materi, ibadah hanyalah kuda tunggangan saja. Sebagai satu polesan di wajah bahwa ia adalah orang yang taat pada Allah.
• Politisi PKS Refrizal: Logika Mahfud MD Nggak Nyambung Gara-gara Balik Kanan Dukung Rezim
Meski begitu ia akan sulit meninggalkan nafsunya, bahkan di tempat spiritual sekalipun. Pikirannya akan selalu sibuk dengan "apa yang akan kudapat" daripada "apa yang akan kuberi".
Tidak akan muncul wajah pasrah, apalagi berserah layaknya orang ibadah. Tetapi yang muncul hanyalah wajah curiga, bahwa inilah usaha terakhirnya, menyeret Tuhan pada kepentingan pribadinya.
Tuhan bukanlah Sang Maha baginya, tetapi sebuah komoditas yang diperdagangkan, karena merk dagang "Tuhan" adalah merk yang paling laris di dunia..
Seperti anakku pernah bertanya, "Iblis apa bisa berkunjung ke Mekkah, pa ?"
Aku tersenyum. Kuusap rambutnya dengan sayang. "Nak, Iblis itu dulu sebenarnya bukan ahli maksiat. Ia justru ahli ibadah..."
Ah, sebentar lagi buka. Secangkir kopi sudah siap di meja ternyata.."
(TribunWow/Dian Naren)