Sebelum Tutup Usia, Dawam Rahardjo Sempat Ungkap Mimpi dan Keinginanya pada Fahri saat Masih Sakit
Fahri Hamzah mengungkapkan saat itu kondisi Dawam Rahardjo sudah lemah dan sakit-sakitan.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Cendikiawan sekaligus ekonom Indonesia, Dawam Rahardjo tutup usia pada Rabu (30/5/2018).
Dilansir TribunWow.com, Rohim Gazali mengabarkan jika Dawam REahardjo meninggal pada pukul 21.55 di RSI Jakarta.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah pun turut menyampaikan ucapan duka.
Lebih lanjut, Fahri menggambarkan sosok Dawam Rahardjo di matanya.
Menurutnya, Dawam adalah sosok cendekiawan yang teguh, baik pikiran maupun jalan hidupnya.
Fahri Hamzah pun mengatakan jika dirinya terakhir bertemu dengan Dawam Rahardjo saat takziah wafatnya ibu Tuti Alawiyah.
• Alfian Tanjung Bebas, Fahri Hamzah: Selama Ini yang Suka Ceramah Ngawur Itu Pejabat Bukan Ulama
Saat itu ia menurutkan kondisi Dawam sudah mulai lemah dan sakit-sakitan.
Dawam kemudian menarik tangan Fahri ke pinggir dan menyampaikan mimpi dan keingananya.
Berikut ucapan Fahri Hamzah terkait hal tersebut.
"Innalillahi wa Inna ilaihi roji’un...
#MasDawamPergi
Satu lagi, tokoh yang mempengaruhi banyak cara berpikir Anak2 muda generasi 80-an dan 90-an pergi.
Dan mas Dawam adalah cendekiawan yang teguh, pikirannya teguh, jalan hidup yang teguh sebagai intelektual publik. #MasDawamPergi
Saya mengenal beliau sejak awal di organisasi yang dipimpin pak Habibie, ICMI (ikatan cendekiawan muslim SE-indonesia) , saya di antar oleh almarhum Adi Sasono yang juga telah pergi.
• Reaksi Ferdinand Usai Diblockir oleh Mahfud MD hingga Fahri Sebut Pejabat KPK Terlibat Skandal e-KTP
Mereka adalah sahabat yang baik. Berbeda tapi bersatu. #MasDawamPergi
Yang telah pergi; Prof Amin Azis, Pak adi sasono, mas Dawam dan yang masih hidup Prof AM Saefuddin dan Abdillah Taha adalah 5 pendekar LSM yang sering disebut Pandawa lima.
Mereka berlima mendirikan PPA, Pusat Pengenbangan Agribisnis untuk membantu UKM. #MasDawamPergi
Lima tokoh ini banyak perbedaan, tapi begitu bicara rakyat dan Ummat mereka bersatu.
Saya bersyukur sering menonton mereka berdebat terutama di marka PPA di Tebet.
Setiap Jumat sore mereka bertemu dan saya diundang untuk mendengar. #MasDawamPergi
Terakhir saya bertemu mas Dawam dalam keadaan mulai sakit2an saat takziah wafatnya ibu Tuti Alawiyah di Jatiwaringin.
Ia tarik tangan saya ke pinggir. Dalam keadaan lemah ia masih menyampaikan banyak mimpi untuk membangun masyarakat.
Rakyat ada dalam darahnya. #MasDawamPergi
• 6 Artis Berstatus Janda yang Penampilannya Seperti ABG hingga Sandal Jepit Fantastis Para Selebritis
Sebagai intelektual yang hidup bersama masyarakat mas Dawam tak hanya peduli dengan isu intelektual,
beliau menulis tentang filsafat sampai ekonomi Islam, beliau juga bekerja dalam organisasi, sejak di prisma tahun 1980 sampai menjadi rektor tahun lalu. #MasDawamPergi
Selamat jalan mas Dawam, semoga Allah SWT menempatkan beliau di siaiNya yg mulia.
Kami semua akan menyusul ke haribaanNya.
Tugas kita adalah meneruskan kerja intelektual dan kemasyarakatan yang beliau telah mulai. Amin. #MasDawamPergi," tulis Fahri Hamzah.
Diketahui, Dawam Rahardjo meninggal lantaran menderita penyakit komplikasi, diabetes, stroke, dan jantung.
Dikutip Wikipedia, Dawam Rahardjo lahir di Solo, Jawa Tengah pada 20 April 1942.
Dawam menjapat gelar sarjana S1 dari Fakultas Ekonomi UGM pada 1969.
Selama hidupnya, ia telah menjalani karier dari berbagai jabatan.
Mulai dari pimpinan jurnal ilmiah prisma, direktur LP3ES, ketua tim penasehat Presiden BJ Habibie (1999) hingga Rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (2003-2017).
Dalam dunia pendidikan, ia juga telah menelurkan sejumlah buku, seperti buku-buku ekonomi.
• Sudjiwo Tedjo: Logikaku Modyar, Mantan Napi Koruptor Gak Boleh Nyaleg? Terus Guna Lapas Apa?
Diantaranya:
Esai-esai ekonomi politik (1983)
Deklarasi Mekah: Esai-esai ekonomi Islam (1987)
Etika bisnis dan manajemen (1990)
Habibienomics: Telaah pembangunan ekonomi (1995)
Paradigma Alquran: Metodologi dan kritik sosial (2005)
Nalar Politik Ekonomi Indonesia (2011). (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)