Mahfud MD Ngaku Belajar Blokir Usai Dapat Keluhan dari Akun yang Diblock Yusril, Fadjroel, dan FZ
Guru Besar Fakultas Hukum UII Yogyakarta, Mahfud MD menjadi sorotan usai gencar melakukan aksi memblockir akun-akun di laman Twitternya.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Fakultas Hukum UII Yogyakarta, Mahfud MD menjadi sorotan usai gencar melakukan aksi memblockir akun-akun di laman Twitternya.
Diketahui, tak hanya akun biasa, akun tokoh yang dianggapnya haters juga diblock.
Dilansir TribunWow.com, dari akun Twitter @mohmahfud yang diunggah pada Kamis (31/5/2018) Mahfud MD mengaku awalnya tak tahu jika akun follower Twitter bisa diblockir.
Mahfud MD yang merasa gaptek tidak bisa apa-apa saat banyak akun-akun buzzer menyerangnya.
• Sebelum Tutup Usia, Dawam Rahardjo Sempat Ungkap Mimpi dan Keinginanya pada Fahri saat Masih Sakit
Hingga suatu saat ia mendapat keluhan dari orang-orang yang akunnya diblokir oleh Yusril Ihza Mahendra, Fadjroel Rachman, hingga Fadli Zon.
Setelah itu, iapun belajar bagaimana caranya memblockir akun follower.
Usai bisa, Mahfud MD kemudian memblockir akun-akun haters dan buzzer yang kerap memancing-mancing keributan di laman Twitternya.
@mohmahfudmd: Dulu sy tak tahu kalau akun follower Twitter itu bs diblock, maklum sy agak gaptek.
Kemudian sy dpt keluhan orng krn akunnya diblock,
ada yg oleh Yusril, oleh Fadjroel, ada yg oleh FZ.
Loh, bs toh diblock? Maka sy belajar cara ngeblock. Stlh itu sy blockir akun2 haters & buzzer.
• Alfian Tanjung Bebas, Fahri Hamzah: Selama Ini yang Suka Ceramah Ngawur Itu Pejabat Bukan Ulama
Mahfud MD kemudian memberikan contoh celotehan haters yang dianggapnya harus diblock.
@mohmahfudmd: Contoh celoten haters; “Kata Mahfud MD penerimaan BPIP 100 jt kecil”. Pd-hal yg sy bilang, “Penerimaan itu kecil jika dibandingkan dgn penerimaan anggota DPR, apalagi Pimpinan DPR”. Haters dan buzzers yg bgt itu bejat dan sy block.
Postingan Mahfud MD ini kemudian mendapat beragam reaksi dari netizen.
Sebagian mendukung langkah yang diambil oleh Mahfud MD.
@dimasantama: Terkadang itu perlu prof, demi ketentraman pikiran, jiwa dan raga.