Breaking News:

10 Tahun Benci Negara karena Sang Ayah Dihukum Mati, Begini Hidup Anak Dalang Bom Bali Amrozi Kini

Bom Bali I disebut-sebut sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Editor: Claudia Noventa
Kolase/TribunWow.com
Amrozi dan putranya, Zulia Mahendra 

TRIBUNWOW.COM - Bom Bali I disebut-sebut sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Dari insiden itu, tercatat 202 orang meninggal dunia dan 209 lainnya luka-luka.

Amrozi adalah satu di antara beberapa dalang di balik peristiwa mengerikan itu.

Pada 7 Juli 2003, Amrozi pun divonis dengan hukuman mati.

Tidak berselang lama, dua peluaku lainnya, Imam Samudra dan Ali Gufron alias Muklas pun dijatuhi hukuman yang sama. Ketiga orang itu kemudian dijuluki Trio Bomber Bali.

Petugas PLN Kaget Temukan Motor Tanpa Pemilik, setelah Ditelusuri Ada Tengkorak Manusia

Setelah melalui berbagai proses yang begitu panjang, Amrozi cs dieksekusi mati pada Minggu (9/11/2008) di kembah Nirbaya, Nusakambangan.

Monumen peringatan yang berisi nama-nama korban bom Bali
Monumen peringatan yang berisi nama-nama korban bom Bali (IST)

Kematian Amrozi ternyata tak bisa diterima begitu saja oleh putra bungsunya, Zulia Mahendra.

Menurut laporan Surya.co.id, saat kematian Amrozi kala itu, Zulia Mahendra membentangkan spanduk bertuliskan, "Aku akan lanjutkan perjuangan Abi (bapak)."

Saat itu, Zulia masih duduk di bangku SMA yang secara psikis ia masih dalam masa pencarian jati diri.

Sejak itu pula, Zulia Mahendra merasa membenci negara.

Pemikiran untuk meneruskan jejak sang ayah pun muncul. Bahkan, ia belajar membuat dan merakit bom secara otodidak. Ilmu tentang persenjataan.

Selama sembilan tahun lebih hidup dengan perasaan emosi kepada negara, Zulfia Mahendra tidak pernah sekalipun hormat ke bendera merah putih. Baik saat sekolah maupun kala dirinya kuliah.

Ia juga diketahui tak pernah mengikuti upacara bendera.

Hal itu kemudian membuatnya kerap dipanggil ke ruangan bimbingan konseling. Namun tetap saja, pemanggilan itu tidak membuatnya berubah.

Seiring berjalannya waktu, Zulia Mahendra akhirnya sadar.

Singgung Fahri Hamzah soal Jokowi, Ruhut Sitompul: Eh Baru Sadar, ke Mana Saja Selama Ini?

Amrozi dan putranya, Zulia Mahendra
Amrozi dan putranya, Zulia Mahendra (Kolase)

Zulia Mahendra mulai merasa dendamnya selama ini tidak ada gunanya.

"Sangat-sangat benci (sama negara). Bahkan saya dendam, dalam artian, saya harus meneruskan (perjuangan ayah) ini. Saya nggak bisa tinggal diam,” ujar Hendra saat mengenang masa lalunya, Minggu (20/8/2017) silam.

Kesadaran Hendra, sapaan Zulia Mahendra, mulai tumbuh ketika ia banyak berdiskusi dengan paman-pamannya yang juga mantan instruktur perakit bom jamaah islamiyah, Ali Fauzi dan Ali Imron.

"Jadi memang dari proses-proses yang sudah berjalan, apalagi usaha dan perbaikan mental dari paman, dari ustaz Ali Fauzi, dari ustaz Ali Imron, memang sangat-sangat membantu dalam memulihkan,” kata Hendra.

Menurut Hendra, ia kini tengah mencoba menghapus sisa-sisa dendam yang masih menempel di hatinya.

“Dari proses-proses yang sudah berjalan – 10 tahun itu – memang sudah berpikir, sih. Sudah berpikir saya harus buang dendam yang memang lama. Memang masih ada-lah, dendam-dendam sedikit lah. Tapi coba saya hapus," ujarnya.

Hendra menjelaskan, segala hal tidak akan pernah selesai bila dibarengi dengan dendam.

Sebab, kata Hendra, anak muncul para pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.

Tanggapan Sejumlah Tokoh soal Langkah KPU Larang Napi Korupsi Ikut Nyaleg

Diakui Hendra, Ia masih sangat menghormati langkah sang ayah. Tapi, ia juga tak merasa bersalah mengambil jalan hidup yang bertolak dengan hal-hal yang diperjuangkan ayahnya ketika itu.

“Insya Allah. Saya mendukung langkah bapak dulu. Dan insya Allah, bapak juga mendukung langkah saya (sekarang),” katanya.

Bukti telah berubahnya Hendra dari seorang pendendam menjadi hormat pada negara dibuktikan dengan kesediaannya menjadi pengibar bendera merah-putih dalam upacara HUT ke-72 RI di sekitar kantor Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), di Lamongan, 17 Agustus 2017 lalu.

Rupiah 14 Ribu, Andi Arief Analisis Kepemimpinan Jokowi dengan Soeharto hingga Presiden Filipina

Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kiri) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017).
Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kiri) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017). ((surya/hanif manshuri))
Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kiri) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017).
Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kiri) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017). ((surya/hanif manshuri))

Saat itu, Hendra tidak sendiri. Ia bersama anak mantan teroris lainnya, Syaiful Arif dan Khoerul Mustain, menjadi petugas pengibar bendera pada momen yang juga menjadi perhatian sejumlah media asing itu.

Baik Mahendra, Syaiful, dan Khoerul, ketiganya terlihat sempurna saat menjalankan tugasnya sebagai petugas pengibar bendera.

Sosok Amrozi

Mengutip dari Wikipedia, Amrozi merupakan tersangka tindak terorisme.

Ia merupakan penggerak utama dalam Peristiwa Bom Bali 2002.

Amrozi disebut-sebut termotivasi ideologi Islam radikal dan anti-Barat yang didukung organisasi bawah tanah Jemaah Islamiyah.

Agustus 2003 silam ia dijatuhi hukuman mati.

Amrozi, terpidana mati kasus terorisme
Amrozi, terpidana mati kasus terorisme (Wikipedia)

Namun Amrozi sempat beberapa kali dipenjara.

Hingga akhirnya pria tersebut dieksekusi di Nusa Kambangan pada 9 November 2008 dini hari.

Amrozi terkenal dengan sikapnya yang tampak tak peduli sepanjang pengadilan.

Hal itu yang membuat Amrozi dijuluki media massa The Smiling Assassin (Pembunuh yang Tersenyum). (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Puluhan Tahun Memendam Keinginan Ingin Mengikuti Jejak Ayahnya, Ini Tekat Anak Amrozi Sekarang

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
AmroziZulia MahendraBomBali
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved