Breaking News:

Bom di Surabaya

Datangi Anak Pelaku Bom Surabaya, Najwa Shihab Dapatkan Sebuah Pengakuan

Dalam kunjungannya, Najwa sempat mendengar langsung pengakuan anak pelaku bom bunuh diri. Salah satunya adalah anak pelaku terduga teroris yang tewas.

Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
screenshoot

TRIBUNWOW.COM - Pasca Surabaya diguncang serentetan aksi bom, Najwa Shihab bersama tim Mata Najwa bertolak ke Surabaya.

Kedatangan Najwa Shihab bersamaan dengan tragedi teror yang berada di Markas Kepolisian di Polrestabes Surabaya, Senin (14/05/2018).

Najwa sempat mendatangi lokasi kejadian, berbincang dengan saksi dan korban tragedi berdarah.

Dalam kunjungannya, Najwa sempat mendengar langsung pengakuan anak pelaku bom bunuh diri. Salah satunya adalah anak pelaku terduga teroris yang tewas di Rusunawa Wonocolo.

Ruhut Sitompul Disebut Cocok Jabat Kepala Staf Presiden, Reaksi Ferdinand Hutahaen Jadi Sorotan

Salah satu anak yang selamat karena posisinya di luar kamar yang menjadi TKP peledakan sempat dimintai keterangan oleh Najwa dan segenap aparat petugas.

"Pernah lihat bom-nya yang dirakit bapak?" tanya petugas kepolisian.

"Tidak pernah".

"Terus, kamu nggak mau diajak?"

"Nggak mau ikut."

"Jadi ngomongnya jihad terus?"

"Iya."

"Jadi, bapak sering ke rumahnya Dita?"

"Iya," ujar anak tersebut.

Diangkat Jadi Tenaga Ahli Utama KSP, Berikut Tugas Ali Mochtar Ngabalin hingga Alasan Ia Direkrut

Diketahui Dita merupakan pelaku teror bom yang terjadi di tiga gereja Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Tiga gereja tersebut merupakan Santa Maria di Ngagel, GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja di Jalan Arjuno.

Atas kejadian tersebut, dilaporkan sedikitnya terdapat 13 orang tewas dan 43 orang lainnya luka-luka.

Kronologi kejadiannya, pada pukul 07.30 WIB bom meledak di Gereja Santa Maria. Bom kedua meledak pukul 07.45 WIB di Gereja GKI Jalan Diponegoro, dan bom ketiga meledak pukul 07.50 WIB di salah satu gereja di Jalan Arjono.

Dalam melakukan aksinya, Dita dibantu oleh istri dan keempat anaknya.

Soal Terorisme, Nadirsyah Hosen: Pak Jokowi Program Revolusi Mentalnya Bagaimana? Copot Menterinya

Petugas juga sempat menyelidiki rumah Dita, Senin (14/05/2018).

Disana, polisi menemukan bahan-bahan berbahaya pembuatan bom di rumah Dita.

Senada, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, ditemukan bom di rumah pelaku.

"Masih ada bom di situ," ujar Rudi di lokasi.

Saat digeledah, polisi menemukan tiga (red) bom aktif di rumah tersebut. Satu di antaranya telah diledakkan di kamar rumah itu.

Lihat videonya di bawah ini.

Tito Karnavian Pernah Suruh Teroris untuk Bunuh Diri, Jawaban Pelaku Buat Najwa Shihab Beristighfar

Saat mengusung topik mengenai terorisme, Mata Najwa menjadikan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai narasumber.

Dalam kesempatan tersebut, Tito menceritakan kisah penangkapannya terhadap terduga teroris yang menurutnya terjerumus lantaran pemahaman ideologi yang salah.

"Pemahaman tentang ideologi yang membuat mereka ikut untuk aksi bunuh diri karena mereka meyakini pemikiran mereka dalam mindset kelompok-kelompok ini mereka hanya berpikir didoktrin sedemikian rupa bahwa jalan tol expres menuju surga adalah dengan operasi amaliyah (jihad melawan musuh)," ujar Tito.

Tito juga menjelaskan dua cara yang bisa dipakai oleh pelaku terduga teroris.

"Bagi mereka ada dua cara menuju surga dengan jalan yang cepat. Yang pertama yakni jika mereka terbunuh, maka mereka langsung masuk ke Surga. Sedangkan yang kedua, adalah dengan meletakkan bom di tempat keramaian tertentu sedangkan dirinya kabur," tambahnya.

Menurut Tito, kejadian kali ini luar biasa dikarenakan yang dipakai adalah metode bom bunuh diri.

"Tapi yang kali ini kan tidak. Dipakai di badan bahkan diikat di tubuh anak kecil. Membawa Kartu Keluarga dan KTP mereka. Ini berarti mereka memang mencari mati karena mereka yakin bahwa mereka itu akan masuk surga," ujarnya.

Lalu jalan yang kedua yang menurut Tito sebagai inti yang dikehendaki oleh Teroris adalah konfrontasi dengan petugas kepolisian.

"Pada saat konfrontasi (tembak-menembak kontak dengan petugas) terjadi, mereka bisa membunuh dan mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, langsung masuk surga.

Seperti yang di Polda Riau, 5 orang naik Avanza membunuh petugas. Mereka tahu polisinya bersenjata.

Mereka lalu mengeluarkan samurai berapa pun yang bisa mereka serang dan bunuh bisa mendapat pahala, namun jika gagal akan tetap masuk surga. Itu yang dipikiran mereka."

Tito juga mengakui saat ini pihaknya sangat menghindari konfrontasi terbuka guna menangkap teroris dalam keadaan hidup.

"Jadi yang kita lakukan tekniknya jangan mencari konfrontasi terbuka, namun melakukan penangkapan saat mereka lengah.

Kalau seandainya konfrontasi terbuka, itu jaga jarak. Saya berpesan jangan gunakan langkah-langkah penyerbuan karena mereka juga siap mati."

Dirinya juga menceritakan percakapan saat menangkap teroris silam.

"Saya pernah menangkap kasus bom Kedutaan Besar Australia di Bogor, begitu kami tangkap hidup-hidup mereka menangis di kendaraan.

Kenapa kamu menangis?

Kenapa kita tidak kontak?

Kenapa saya nggak bisa membunuh bapak?

Kenapa bapak nggak bunuh saya?

Saya kehilangan golden momentum untuk masuk surga.

Saya sampaikan, ya sudah kamu bunuh diri saja setelah ini.

Saya neraka pak, kalau sudah begitu," cerita Tito.

Najwa lantas memastikan kesimpulan dari cerita Tito.

"Jadi bunuh diri buat mereka adalah neraka, namun jika dalam kontak itu surga? Astaghfirullahalazim," ujar Najwa menutup.

(TribunWow/Dian Naren)

Tags:
Najwa ShihabSurabaya
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved