Breaking News:

Kemendag Keluarkan Izin Impor Beras hingga Tuai Banyak Kritik, Berikut 4 Faktanya

Izin impor beras sebanyak 500.000 ton dari Kemendag untuk menguatkan stok pemerintah dan stablisasi harga masih menuai pro dan kontra.

TRIBUNWOW.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menggulirkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog.

Dengan tujuan untuk menguatkan stok pemerintah dan stabilisasi harga. 

Namun, kebijakan ini masih menuai banyak kritik dari beberapa pihak. 

TribunWow.com berhasil merangkum 4 fakta terkait impor beras. 

BPK Soroti Kebijakan Pangan Pemerintah yang Masih Impor Beras Ketika Musim Panen

1. Impor Beras tak Membuat Harga Turun

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang diwakili Anggota IV BPK, Rizal Djalil, manyatakan tidak mempersoalkan bila pemerintah kembali mengimpor beras. 

Rizal mengatakan meski sudah impor beras, namun harga di beberapa tempat belum juga turun.

Padahal, seharusnya masuknya beras impor bisa menekan harga di pasar.

"Kalau pemerintah memutuskan memang perlu impor silakan saja, BPK tidak akan masuk ranah itu. Karena domain pemerintah, tapi perhatikan juga kalau panen raya kita impor 1 juta ton, Bulog telah melaksanakan operasi pasar, pertanyaannya adalah harga tak turun juga," ujar Rizal Djalil dikutip dari Tribunnews, di Kantor BPK Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).

2. Ada Tumpang Tindih Data

Selain tidak bisa menekan harga, Rizal menegaskan akar dari masalah antara keinginan berswasembada dan ketergantungan importasi, khususnya beras adalah keakuratan data. 

Rizal melihat masih ada tumpang tindih data dalam menentukan kebijakan importasi beras karena tidak mengacu pada Badan Pusat Statistik (BPS).

Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia, Ratna Sarumpaet: Pemerintahan Jokowi-JK Jahat & Kurang Ajar

“BPK sudah sepakat data yang dipakai di republik ini mengacu pada BPS supaya jangan timpang tindih. Jangan sampai kementerian [teknis] yang terlibat, tidak dilibatkan sepenuhnya, itu saja,” ujar Rizal.

3. Stok Beras Surplus

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan stok beras saat ini dalam kondisi aman.

Namun dirinya enggan memberikan tanggapan mengenai kebijakan impor beras.

Amran menambahkan, saat ini suplai beras yang ada justru meningkat.

Dia menyebut bahwa saat ini suplai beras di Pasar Induk Cipinang ada 41.000 ton atau meningkat dari jumlah sebelumnya yang hanya 15.000 ton.

"Stok pangan sekali lagi saya sampaikan ke masyarakat indonesia bahwa saat ini lebih dari cukup. Kami sudah siapkan stok itu sekitar 20 persen sampai 30 persen dari normal untuk bulan Ramadan," kata Amran seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (21/5/2018).

Reaksi Gerindra saat Hubungan Bisnis Adik Prabowo Subianto dengan Pendukung Zionis Dipertanyakan

"Kemudian harganya yang tinggi itu jadi pertanyaan kami juga. Makanya kami imbau pedagang jangan menaikkan harga di bulan Ramadan," sambung dia. 

4. Perlu Pengawasan

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan masalah pengawasan distribusi  pangan perlu menjadi perhatian.

Agung mengakui, distribusi pangan yang terlalu panjang, menyebabkan harga bisa mahal.

Untuk itu, pemerintah sudah jauh-jauh hari melakukan koordinasi untuk mengantisipasi masalah yg akan muncul.

"Negara kita ini sangat luas, dan sebagai negara kepulauan masalah distribusi bahan pangan harus diperhatikan, karena tidak semua daerah merupakan daerah sentra produksi pangan," kata Agung, Kamis (17/5/2018). (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)

Tags:
Kementerian PertanianBerasImporBadan Pemeriksa Keuangan (BPK)Kementerian Perdagangan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved