Ternyata Begini Sahur ala Rasulullah SAW, Mulai dari Waktu hingga Menunya
Jika diukur dengan bacaan Alquran yang sedang, maka Rasulullah SAW melakukan sahur 15 menit sebelum adzan Subuh dikumandangkan.
Editor: Wulan Kurnia Putri
Niat puasa Ramadan menjadi salah satu suarat sahnya puasa.
Syarat puasa ada yaitu pertama dalam keadaan suci dari haid dan nifas.
Syarat ini adalah syarat wajib puasa sekaligus syarat sah puasa.
Kedua yakni berniat dimana ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat.
Dalil dari syarat sah puasa ini dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.”
Seperti dilansir Tribunstyle.com dari Muslim.or.id, niat bukanlah untuk diucapkan (dilafazkan).
Karena maksud niat adalah kehendak tuk melakukan sesuatu dan niat letaknya di hari.
Semoga Allah merahmati An Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Syafi’iyah- yang mengatakan,
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan. Masalah ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.”
Ulama Syafi’iyah lainnya, Asy Syarbini rahimahullah mengatakan,
وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ ، وَلَا تَكْفِي بِاللِّسَانِ قَطْعًا ، وَلَا يُشْتَرَطُ التَّلَفُّظُ بِهَا قَطْعًا كَمَا قَالَهُ فِي الرَّوْضَةِ
“Niat letaknya dalam hati dan tidak perlu sama sekali dilafazhkan. Niat sama sekali tidakk disyaratkan untuk dilafazhkan sebagaimana ditegaskan oleh An Nawawi dalam Ar Roudhoh.”