Bom di Surabaya
Ahmad Faiz Mengaku Kenal Pelaku Bom & Beberkan Rahasia Radikalisme Dita Supriyanto 30 Tahun Silam
Ahmad Faiz Zainuddin mengaku mengenal pelaku Dita Supriyanto dan beberkan rahasia 30 tahun silam.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Ahmad Faiz Zainuddin mengaku mengenal pelaku peledakkan bom di Gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Diketahui sebelumnya, Dita Supriyanto bersama istri dan empat orang anaknya telah menjadi pelaku peledakkan bom tersebut.
Empat pelaku tersebut meninggal dunia di lokasi akibat bom yang mereka ledakkan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan Dita berbagi tugas bunuh diri pada seluruh anggota keluarganya.
• Pernyataan Sikap Tokoh Lintas Agama Tentang Teror di Surabaya
Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dengan mengendarai mobil Avanza, menabrakkannya ke gedung gereja, dan meledakkan diri.
Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati serta dua anak perempuannya datang ke Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan meledakkan diri menggunakan bom di pinggang.
Ada pula dua anak laki-laki Dita menerobos area Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, menggunakan sepeda motor dan meledakkan diri gunakan bom yang dipangku.
• Bom Surabaya Dikaitkan dengan JAD, Mantan Napiter: Black Widow (Wanita) Bisa Picu Serangan Besar
Faiz mengaku sebagai adik kelas dari Dita saat sekolah di SMA 5 Surabaya dan teman kuliah di Fakultas Ekonomi UNAIR Surabaya.
Meski tak pernah kenal langsung dengan Dita, Faiz turut berempati atas insiden yang terjadi pada keluarga Dita.
Meski sedih, Faiz mengaku tak terlalu kaget atas apa yang terjadi pada kakak kelasnya.
Pasalnya, Faiz menilai jika benih-benih ekstremisme telah tertanam di hati Dita semenjak 30 tahun yang lalu.
Dita juga menceritakan mengenai kakak kelasnya yang menjadi Ketua Rohis di SMA 5 Surabaya.
Kakak kelasnya tersebut enggan mengikuti rangkaian upacara bendera karena dianggap sebagai tindakan syirik, bid'ah dan thaghut.
Saat di UNAIR, Faiz juga pernah mengikuti acara pengajian yang mana saat itu dirinya di cuci otak tentang pentingnya menegakkan Negara Islam Indonesia. Bahkan diperbolehkan mencuri uang orangtua guna disetor untuk dana perjuangan.
Dalam sebuah acara rihlah (rekreasi), Faiz juga pernah diajari permainan perang-perangan dan renungan malam yang yang berisi indoktrinasi Islam garis keras.