Breaking News:

Investigasi Ombudsman Temukan Banyak TKA Jadi Buruh Kasar, Ketua DPP PKS Sindir Pemerintah

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera memberikan sindiran pemerintah soal temuan Ombudsman Republik Indonesia perihal Tenaga Kerja Asing (TKA).

Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
kolase/tribunwow
Jokowi dan Mardani ALi Sera 

TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera memberikan sindiran pemerintah soal temuan Ombudsman Republik Indonesia perihal Tenaga Kerja Asing (TKA).

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @MardaniAliSera yang diunggah pada Kamis (26/4/2018).

Isu kasus TKA menjadi sorotan publik berawal dan sebuah video yang menampakkan puluhan warga negara asing berdatangan ke Indonesia.

Kemudian, kasus tersebut diselidiki oleh Ombudsman dan hasilnya banyak TKA yang bekerja sebagai buruh kasar.

Usai Filler Bibir, Penampilan Terbaru Cynthiara Alona Disebut Mirip Mpok Atiek

"Buruh kasar sebetulnya ada di mana-mana," kata Komisioner Ombudsman Laode Ida dalam jumpa pers di Kantor Ombudsman, Jakarta, Kamis (26/4/2018) yang dilansir dari Kompas.com.

Laode mengatakan, sudah menjadi standar di setiap proyek bahwa penggunaan topi berwarna kuning adalah untuk kuli atau buruh kasar.

Penggunaan topi merah digunakan supervisor. Sementara, manajer menggunakan topi hijau. Kenyataannya, tim Ombudsman banyak menemukan TKA yang menggunakan topi kuning, alias buruh kasar.

"Umumnya di lapangan harusnya kan untuk TKA paling banyak topi hijau dan merah, tapi 90 persen lebih topi kuning," kata dia.

Tak hanya itu, Ombudsman juga menemukan ada TKA yang dipekerjakan sebagai sopir. Hal ini ditemukan di Morowali.

"Di Morowali sekitar 200 sopir angkutan barang adalah TKA. Itu yang terjadi. Masa orang kita jadi sopir saja enggak bisa," kata dia.

Laode mengatakan, banyak ditemukan pekerja kasar hingga supir di lapangan ini tidak sesuai dengan data dari pemerintah.

Kaya Raya, Inul Daratista tak Malu Makan Mie Bungkus Sambil Gelesotan di Pojok Sekolah

Sebab, pemerintah selama ini mengklaim TKA yang bekerja di Indonesia bukan lah pekerja kasar.

Laode sudah menyampaikan hasil temuan ombudsman ini kepada lembaga terkait, yakni Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Tenaga Kerja, Kepolisan, hingga Badan Kerjasama dan Penanaman Modal.

Terkait dari pernyataan Laode itu, Mardani Ali Sera meyakini bahwa isu TKA itu benar-benar ada, terlebih mereka sebagai buruh kasar.

"Investigasi ombudsman, Pengumpulan data DPR, Informasi serikat pekerja Laporan masyarakat, Temuan wartawan , Tiketing penerbangan, Buruh tanpa skill Pekerjaan kasar, Gaji berlipat, Tidak bisa bahasa Dll, Perpres 20/2018 ☡ Bebas visa," tulis Mardani.

Mardani menyebut isu itu sudah ditemukan melalui beberapa bukti yang beredar.

Netizen yang melihat cuitan Mardani itu lantas memberikan tanggapan:

@InceNida1: Pemerintah kok Risih DPR mau Pansus? Kalo bersih jangan risih dong.

@HBudiSantoso1: 30 thn aku jd Wartawan media cetak. Alhamdullilah,hadirnya medsos/ media on line membuka jutaan bahkan puluhan juta rakyat ttg kondisi sebenarnya di NKRI,membuat rakyat semakin cerdas memilih Presiden yg pro pekerja lokal ketimbang TKA China.

@anie_zaenal: Kalo buruh kasar aja, dsini jg banyak kali ga perlu repot2 imporKeberpihakan Negara itu harusnya sama rakyatnya, ini malah.

@SMakaryo: Die ngasih utangan, bahan-tukang dari die, dah jadi die yg kelole, pemasukan buat due juga...
Wah menang banyak..Gua mah mlongok begok gak ngerti inpestasi. (TribunWow.com/Woro Seto)

Sri Mulyani Minta Masyarakat Manfaatkan Pelemahan Rupiah, Mardani Ali Sera: Utang Bisa Tambah Tinggi

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Tenaga kerja asingWarga Negara Asing (WNA)Partai Keadilan Sejahtera (PKS)Mardani Ali Sera
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved