Ditanya Alasan tak Pernah Kritik Pemerintahan Jokowi, Budiman Sudjatmiko: Kita di Jalan yang Benar
Budiman Sudjatmiko memberi jawaban soal pertanyaan netizen yang menyebut dirinya sudah tak lagi memberikan kritik kepada pemerintahan Jokowi
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM- Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko memberi jawaban soal pertanyaan netizen yang menyebut dirinya sudah tak lagi memberikan kritik kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, melalui akuun twitter @budimandjatmiko, jawaban itu ia tuliskan, Sabtu (14/4/2018).
Mulanya, seoranng netizen dengan akun @gizsuu emmpertanyakan pengalaman Budiman Sudjatmiko saat masih muda.
"Sedikit pertanyaan pak @budimandjatmiko , saya lahir 1990, ketika bapak di usia saya sekarang ini... dlu bapak sinau kendel (berani) nya dimana... untuk merubah negri ini.. saya ingin." tulis akun @gizsuu.
• Gara-gara Nyanyikan Lagu Patriotis Rusia, Fadli Zon Banjir Hujatan hingga Media Rusia Beri Tanggapan
Mendapatkan pertanyaan itu, Budiman Sudjatmiko mengaku bahwa yang ia lakukan hanya membenci rasa takut.
"Saya bkn pemberani..saya cuma membenci rasa takut yg kerap melanda diri. Begitu mengganggu, begitu menghambat saya u/ maju. Sementara yg lain2 berlari. Satu2nya cara: melompat dgn berani spy tdk jd generasi yg hilang dlm sejarah negeri. Bencilah rasa takutmu," tulisnya.

Sepak terjang Budiman Sudjatmiko di kancah perpolitikan Indonesia cukup panjang.
Pada era pemerintahan Soeharto, ia kerap memberikan kritikan tajam.
Lantaran hal itu, netizen mempertanyakan sikap Budiman Sudjatmiko yang kini lebih cenderung tenag dan tidak memberikan kritik kepada pemerintah.
• Fahri Hamzah: Semua Pemimpin Dunia yang Perang Otaknya Nggak Jalan
"Pak Budiman Sudjatmiko, kayaknya sekarang tenang sekali.... Apakah situasi dan kondisi bangsa ini sudah seperti yang bapak harapkan?" tulis akun @henryramadhan26.
Mendapatkan pertanyaan itu, Budiman Sujatmiko mengaku bahwa kondisi saat ini belum sesuai harapannya,
Namun ia meyakini bahwa saat ini berada di jalan yang benar.
"Belum seperti yg kuidealkan. Tp kita sedang ada di jalan yg benar. Jika kamu hendak ke Jakarta dr Bogor & sdh jalan sampai Depok, masa' kamu teriak2 kita salah jalan & ngajak semua orang belok ke Jonggol semata2 krn Depok BUKAN Jakarta?" tulis Budiman.
• Soal Ruhut Sitompul hingga Andi Arief Selidiki Isu Intervensi dari Istana Untuk Tangkap Rocky Gerung

Diketahui, Sepak terjang Budiman Sudjatmiko diawali darei perannya sebagai aktivis di kampus.
Ia bergerak di organisasi komunitas yang bertugas melakukan proses pemberdayaan politik, organisasi, dan ekonomi di kalangan petani dan buruh perkebunan di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Aktivitas tersebut sering ia lakukan secara gerilya karena tingginya resistansi dan tekanan dari pihak militer dan pemerintah pada saat itu.
Nama Budiman Sudjatmiko kemudian mulai dikenal secara luas kala mendeklarasikan terbentuknya Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada 1996.
• Ruhut Sitompul: Awas Kena Stroke, Nanti Rakyat Indonesia Kehilangan Badut-badut Politik
Di tahun yang sama, tepat pada 22 Juli PRD mengeluarkan manifesto perlawanan terhadap kekuatan Orde Baru yang isinya mengkritik kondisi politik dan sosial-ekonomi di bawah pemerintahan Soeharto.
PRD sejak awal memang mengambil sikap oposisi terhadap pemerintahan Orde Baru.
Budiman selaku Ketua PRD pun pernah dicap sebagai ‘orang yang paling berbahaya’.
Saat terjadi insiden 27 Juli 1996, nama Budiman Sudjatmiko menjadi orang pertama yang dicari pemerintah atas tuduhan sebagai aktor intelektual di balik peristiwa tersebut. Akibatnya, ia dijatuhi vonis 13 tahun penjara dan mendekam di LP Cipinang, Jakarta Timur.
Maka selepas bebas dari bui, Budiman kemudian memilih melanjutkan studinya S2 dalam Ilmu Politik di Universitas London dan Hubungan Internasional di Universitas Cambridge.
• Nagita Slavina Sebut Ayu Ting Ting Favorit di Hidup Raffi Ahmad hingga Kabar Duka dari Hamish Daud
Ia pun berhasil menyandang titel Master Ilmu Politik dengan tesis tentang politik Cina kontemporer dan Master Hubungan Internasional dengan tesis mengenai politik Klientelisme.
Kemudian, Budiman kembali ke Indonesia dan meneruskan kiprah politiknya meninggalkan PRD dan memilih bergabung dengan PDI Perjuangan.
Alasan menurutnya, PRD dan PDI Perjuangan memiliki kesamaan ideologi yaitu sama-sama membela masyarakat kecil.
Bersama PDI Perjuangan, Budiman berhasil memenangkan Pemilu 2009 sehingga terpilih sebagai anggota DPR RI. (TribunWow.com/Woro Seto)
• Dibadingkan dengan Amien Rais, Budiman Sudjatmiko Beri Jawaban Menohok