Pemilihan Presiden 2019
Ferdinand Hutahaean: Andai Prabowo Ikhlas Ingin Bangsa Maju, Kami Harap Beliau Urungkan Niat Nyapres
Jika Prabowo urungkan niat untuk nyapres, Demokrat bisa duduk bersama membentuk koalisi dan mengusung capres baru.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut angkat bicara mengenai pencapresan Prabowo Subianto.
Pantauan TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Jumat (13/4/2018).
Ferdinand Hutahaean kemudian mengatakan jika ingin bangsa maju, maka pihaknya ingin Prabowo mengurungkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden.
Ferdinand Hutahaean kemudian mengungkapkan jika hal itu dilakukan oleh Prabowo, mereka bisa membentuk koalisi dengan mengusung capres baru.
Menurutnya, hanya langkah itulah yang tepat untuk membentuk kekuatan besar dalam mengalahkan sang petahana, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
• Mahfud MD: Bagi Saya Kitab Suci Bukan Fiksi, Jauh Bedanya Itu Tertanam di Hati di Otak Orang Beriman
Ferdinand Hutahaean menyatakan, perlawanan dan upaya ganti presiden baru 2019 akan runtuk jika masyarakat masih disuguhi dengan tanding ulang yang tak berimbang.
Agar bisa menang, harus ada kekuatan penuh dalam Pilpres 2019.
Kekuatan tersebut akan terhimpun jika Demokrat dan Gerindra duduk bersama.
Menurut Ferdinand Hutahaean, ini bukan perkara jagoan Demokrat atau asal bukan Prabowo, melainkan hanya demi ganti Presiden 2019.
@LawanPoLitikJKW: Andaikan pak @prabowo iklas ingin bangsa ini maju, kami sgt berharap beliau mengurungkan niat nyapres dan kemudian bersama2 membentuk koalisi untuk mencapreskan pemimpin baru.
Hanya ini cara yg paling tepat utk mengganti presiden, dan sy pikir akan terbentuk kekuatan besar.
• Namanya Dicatut Katakan Pemilu Indonesia Rusak dan Penuh Kecurangan, Mahfud MD Beri Klarifikasi
@LawanPoLitikJKW: Rakyat mayoritas sdh mengepalkan tangan tanda perlawanan.
Tp perlawanan itu akan runtuh jika harapan tentang pemimpin baru dan harapan ganti presiden ternyata hanya disuguhi sebuah tanding ulang yg tak berimbang.