Rocky Gerung: Tak Paham Pejabat Publik itu Obyek Kritik Sah lalu Ngamuk, Itu Kedunguan Fanatisme
Dikabarkan sebelumnya, dirinya menganalisis gaya pidato Jokowi yang menurutnya gerak tangan dan gerak otak tidak sinkron.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Dosen Filsafat UI, Rocky Gerung memberikan tanggapannya saat pendukung Jokowi menyerangnya yang kerap melempar berbagai kritikan untuk Jokowi.
Dirinya menuliskan hal tersebut ke dalam akun Twitter pribadinya, @rockygerung.
"Pejabat publik itu obyek kritik yg sah. Itu konsekwensi demokrasi. Tapi #Bong200 tak paham, lalu ngamuk menjadi-jadi.
Itulah kedunguan fanatisme."
• Fadli Zon: Bahaya Ketika Pemimpin Bingung Atasi Persoalan Negeri, Akhirnya Pakai gimmick Politik
Dikabarkan sebelumnya, dirinya menganalisis gaya pidato Jokowi yang menurutnya gerak tangan dan gerak otak tidak sinkron.
Mulanya Rocky mengomentari pidato Jokowi saat menghadiri Konvensi Nasional Galang Kemajuan Center atau GK Center di Bogor, Jawa Barat.
Saat itu, Jokowi memaparkan kondisi negara, dan menanggapi soal pidato Prabowo yang menyebut Indonesia bubar di tahun 2030 serta segala tudingan yang menyudutkan dirinya.
• Hidayat Nur Wahid: Baik Saja Identik dengan Umar bin Khatab, Tapi Kalau Hanya Pencitraan Umat Kecewa
Menanggapi hal tersebut, salah seorang netizen dengan akun @CintaNKRI12 mengatakan:
"Om @rockygerung sdh omelin kaos jadi Baper tuh , hbs Om Tweet nya Buat jokowers Tidak kuat menahan Sakit bahasa mu , ini lihat suara nya bergetar teriak itu BBM tinggi bkn takut dgn kaos #2019GantiPresiden"
Menjawab pertanyaan netizen, menurut Rocky, gerakan tangan dan gerak otak tidak sinkron.
"Saya analisis begini: 1. Data: Gerak tangan dan gerak otak tidak sinkron. 2. Psikogram: Ada masalah dengan elektabilitas belio. Saya mau sebut “mangkrak”, tapi itu terkesan tak ilmiah. 3. Diagnosis: Belio kecewa dengan kedunguan bujer-bujer belio. #CaraBacaDataPakeOtak"
(TribunWow/Dian Naren)