Jadi Google Doodle pada Ulang Tahun yang ke-97, Inilah Sosok Usmar Ismail
Untuk mengenang kontribusinya, Usmar Ismail menjadi Google Doodle pada Selasa (20/3/2018).
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Untuk mengenang kontribusinya, Usmar Ismail menjadi Google Doodle pada Selasa (20/3/2018).
Dilansir TribunWow.com dari wikipedia, Usmar Ismail merupakan seorang sastrawan dan sutradara film Indonesia.
Pria yang lahir pada 20 Maret 1921 dan tutup usia pada 2 Januari 1971 ini dianggap sebagai pelopor perfilman Indonesia.
Usmar meninggal dunia karena stroke pada usia 49 tahun.
Usmar pernah bersekolah di HIS, MULO-B, AMS-A II Yogayakrata, semelum akhirnya melanjutkan studi ke Amerika.
Di negeri Paman Sam tersebut, Umar Ismail mendapat gelar B.A di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles Amerika Serikat.
Pada masa penjajahan Belansa, Umar Ismail menjadi anggota TNI di Yogayakarta dengan pangkat Mayor.
Sementara saat pendudukan Jepangm Umar Ismail tergabung dan Pusat kebudayaan.
Baca berita ini: Bela Jokowi soal Amien Rais, Tsamara Amany Adu Argumen dengan Faldo Maldini: Ahok Juga Menolak
Ia kemudian mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar.
Selain itu, ia juga aktid sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film.
Umar Ismail pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948).
Kemudian ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948).
Ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965).
Ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN).
BMPN inilah yang kemudian mendorong pemerintah melahirkan "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada tahun 1967.
Umar Ismail lalu dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama Djamaluddin Malik dan para pengusaha film lainnya.
HEBOH! Jawaban Pemandu Mahfud MD Selama di Taiwan soal Enaknya Hidup di Indonesia Jadi Sorotan
Atas sumbangsihnya untuk negeri, ia pun mendapat Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno pada tahun 1962.
Kemudian meraih Anugerah Seni dari Pemerintah RI pada tahun 1969.
Tak hanya itu, setelah wafat, Umar Ismail diangkat menjadi Warga Teladan DKI Jakarta.
Namanya juga diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta dan sebuah nama ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall.
FILM
- Selain Tiga Dara yang telah dibuat ulang, berikut ini sederet film yang pernah ia buat.
- Harta Karun (diangkat dari karya Moliere) (1949)
- Tjitra (berdasarkan naskah dramanya) (1949)
- Darah dan Doa (1950)
- Enam Djam di Djogja (1951)
Baca: Ridwan Kamil Buka Kaca Mata, Seorang Anak Langsung Berteriak
- Dosa Tak Berampun (1951)
- Terimalah Laguku (1952)
- Kafedo (1953)
- Krisis (1953)
- Lewat Djam Malam (1954)
- Lagi-Lagi Krisis (1955)
- Tamu Agung (1955)
- Tiga Dara (1956)
POPULER! Sindir Luhut, Fadli Zon: Ada Penguasa Merasa Jumawa Main Ancam Cari Dosa, Lupa Kuasa tak Abadi
- Delapan Pendjuru Angin (1957)
- Asrama Dara (1958)
- Pedjuang (1960)
- Toha, Pahlawan Bandung Selatan (1961)
- Amor dan Humor (1961)
- Anak Perawan di Sarang Penjamun (1962)
- Bajangan di Waktu Fadjar (1962)
- Holiday in Bali (1963)
Baca juga: Beberkan Data, Fadli Zon Sebut Pernyataan Basa-basi Jokowi soal Australia-ASEAN Perlu Dipertanyakan
- Anak-Anak Revolusi (1964)
- Liburan Seniman (berdasarkan naskah dramanya) (1965)
- Ja, Mualim (1968)
- Big Village (1969)
- Ananda (1970)
Top 5 news: Amien Rais Tuding Jokowi Lakukan Pengibulan hingga Ruhut Sitompul Soroti Demo Minta Presiden Mundur
Tak hanya berkontribusi dalam dunia perfilman, Usmar Ismail juga aktif dalam bidang jurnalistik dan politik.
Ia pernah mendirikan redaktur Patriot, Majalah Arena, hingga menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (1946-1947).
Sedangkan dalam bidang politik, Usmar Ismail menjadi ketua umum Lembaga Seniman Muslimin Indonesia (Lesbumi) pada tahun 1962-1969.
Selain itu, Usmar Ismail juga menjadi anggota Pengurus Besar Nahdatul Ulama (1964-1969), anggota DPRGR/MPRS (1966-1969). (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
heboh! Sentil Jokowi, Addie MS hingga Sri Mulyani, Gerindra Berikan Data soal Utang: Jangan Terlena