Pemilu 2019
Jawaban Mahfud MD saat Ditanya Kesediaannya jika Dipinang oleh Prabowo
Sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga pernah memberikan pernyataan jika dirinya tidak ingin menjadi cawapres, bukan tidak bersedia.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
Saya tidak pernah menawarkan diri untuk menjadi cawapres, misalnya, tidak memasang baliho, tidak meminta dimasukkan ke dalam survai, bahkan tidak melobi kepada parpol.
Itu artinya saya tidak ingin. Tetapi tidak ingin bukan berarti tidak mau. Kalau mengatakan tidak mau itu sombong.
Ketika ditanya pers, bagaimana sikap saya dengan masuknya nama saya ke bursa cawapres untuk mendampingi Pak Jokowi maka saya jawab, "Alhadulillah dan terimakasih, nama sy masuk. Berarti demokrasi makin maju sebab di luar opini dan survai mainstream masih bisa muncul nama lain.
BACA Bukan Jokowi, Fahri Hamzah Blak-blakan Sebut Akan Coblos Sosok Ini di Pilpres 2019
Maksud saya kita perlu bersyukur.
Meski banyak dikritik demokrasi pasca reformasi sudah ada kemajuan yakni bisa memunculkan capres-cawapres dari bawah.
Sebelm reformasi tak mungkin ada calon muncul dari bawah dan tak ada angka-angka survai karena calon dan pemenangnya sudah direkayasa.
Ketika ditanya pers, apa sdh ada komunikasi dgn parpol-parpol maka saya jawab, ya, sdh ada komunikasi informal.
Istilahnya saling bergurau melempar bola politik untuk coba2. Komunikasi formal tidak ada.
Apa saya bersedia jd cawapres?. Jawaban saya tetap, "saya tidak ingin tapi bukan tidak mau".
Atas jawaban "tidak ingin tapi tak mau" itu ada wartawan yang menyeletuk, "Kok jawabannya bersayap, artinya bersedia, kan?".
Mau menjawab bagaimana lagi? Itulah sikap saya. "Kalau bilang ingin saya bisa dinilai tak tahu diri tapi kalau bilang tidak mau bisa dinilai sombong dan tak nasionalis". (TribunWow/Dian Naren)