Wali Kota dan Bupati Tak Ada Koordinasi, Ridwan Kamil: Nurut Bantuan Ditambah, Tidak Nurut Dipotong
Ridwan Kamil gunakan dana bantuan Gubernur sebagai senjata untuk mengatur Wali Kota dan Bupati yang membelot.
Penulis: Bima Sandria Argasona
Editor: Bima Sandria Argasona
TRIBUNWOW.COM - Debat Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 saat ini sedang digelar.
Dalam debat ini, turt menghadirkan empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Debat publik yang dipimpim oleh Rosianan Silalahi ini digelar, pada Senin (12/3/2018).
Sebelum memulai debat Rosi mempersilahkan pasangan calon untuk mempresentasikan visi misinya ke depan.
BACA: Baru Seminggu Jalani Wamil, Foto Jung Yong Hwa Pakai Seragam Tentara Beredar di Internet
Setelah itu, Rosi selalu moderator melemparkan pertanyaan kepada ke-empat paslon.
Rosi menanyakan tentang koordinasi antara Wali Kota, Bupati, dengan Gubernur.
Ia menyoroti jika tidak ada koordinasi yang jelas anatar kepala daerah tingkat dua dengan Gubernur.
Tiap pasangan calon memberikan tanggapannya, mulai dari pasangan Tubagus Hasanuddin- Anton Charliyan, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, hingga pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
BACA JUGA: Debat Cagub Jabar Belum Dimulai, Hashtag #DuoDediCumaJanji Sudah Jadi Trending Topic
Giliran paslon nomor empat, Dedi selalu Cawagub memberikan tanggapannya.
Ia menyebut jika pemimpin Jabar harus memiliki tigal hal dalam memimpin.
"Seluruh problem itu tidak akan terjadi manakala pemimpin di Jabar memiliki tiga hal, pemahaman yuridis psikologis, sosiologis," ujarnya.
Pembagian program kerja dan evaluasi yang jelas akan membuat pemimpin Jabar menjadi satu visi dan misi.
BACA: Kaki Pria yang Teramputasi Ini Dijadikan Penyangga Kepala oleh Staf Medis karena Tak Ada Bantal
Pertanyaan Rosi kemudian dijawab oleh paslon nomor satu yang diwakili oleh Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menyebut jika kepemimpinan tak harus ditumbuhkan dengan cara yang formal saja.
"Bertemu hanya di pangung-panggung yang sifatnya formal, perlu ada inovasi baru," ujarnya.
Kang Emil berpikiran untuk membuat sebuh grup WhatsApp guna membangun sebuah koordinasi yang baik.
Sehingga bisa saling sapa setiap minggunya dan memantau kegiatan setiap daerah.
BACA JUGA: Racik Kopi Sendiri, Sandiaga Uno Minta Istri Bikinkan Kopi Ala-ala
Selain itu, Kang Emil juga menyebut cara yang ampuh untuk mengatasi tidak adanya koordinasi antara kepala daerah adalah dengan memanfaatkan dana bantuan Gubernur.
"Kalau Bupati Wali Kotanya nurut ditambahin angka bantuan Gubernurnya, kalau tidak nurut ya kita potong di tahun berikutnya," pungkasnya. (*)