2018 Baru 2 Bulan, BNPB Sebut Sudah 513 Bencana Menimpa di Indonesia, Berikut Rincian Lengkapnya!
BNPB menghimbau agar masyarakat tak lengah dan terus waspada terhadap berbagai potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, jika kejadian bencana terus bertambah selama tahun 2018.
Dari rilis yang diterima TribunWow.com, selama bulan Januari 2018 hingga Februari 2018, telah terjadi 513 bencana di Indonesia.
Berikut rincian bencana yang terjadi Indonesia hingga Februari 2018:
1. Puting Beliung (182 kejadian).
2. Banjir (157 kejadian).
3. Longsor (137 kejadian).
4. Kebakaran hutan dan lahan (15 kejadian).
Heboh! Yusril Ihza Ancam Pidanakan KPU, Fahri Hamzah: Laporkan Saja ke Mahkamah HAM Internasional
5. Kombinasi banjir dan tanah longsor (10 kejadian).
6. Gelombang pasang dan abrasi (7 kejadian).
7. Gempa bumi merusak (3 kejadian).
8. Erupsi gunung api (2 kali).
Sementara itu, dari bencana yang terjadi dalam kurun waktu 2 bulan ini, berikut data kerusahan dan korban:
1. 72 orang meninggal dunia dan hilang.
2. 166 orang luka-luka.
3. 393 ribu orang mengungsi dan menderita.
4. 12.104 rumah rusak.
Terdiri dari 1.566 rumah rusak berat, 3.141 rumah rusak sedang, dan 7.397 rumah rusak ringan.
5. 127 fasilitas pendidikan rusak.
Baca: Rustam Ibrahim: Mundurlah Fahri Hamzah dari DPR Jangan Sampai Elektabilitas PKS Turun Gara-gara Anda
6. 123 fasilitas peribadatan rusak.
7. 13 fasilitas kesehatan rusak.
Atas semua dampak tersebut, diperkirakan kerugian dan kerusakannya mencapai puluah triliun rupiah.
Dari korban 72 jiwa meninggal dan hilang, bencana longsor adalah jenis bencana yang banyak jumlah korbannya.
Diketahui 45 jiwa meninggal dunia dan hilang akibat longsor.
Sedangkan banjir 18 jiwa, puting beliung 6 jiwa, banjir dan longsor 2 jiwa, dan gempa bumi 1 jiwa.
Longsor disebut menjadi bencana yang paling mematikan sejak tahun 2014 hingga saat ini.
Tercatat, sekitar 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi.
Dilaporkan, mereka tinggal di daerah pegunungan, perbukitan, dan lereng-lereng curam dengan kemampuan mitigasi yang masih minim.
Viral! Dilaporkan ke Polisi oleh Fadli Zon, Akun Mak Lambe Turah: Salahnya di Mana? Janganlah Cocoklogi
Ketika musim hujan tiba, bencana longsor kerap terjadi.
Menurut Sutopo, longsor yang terjadi sering kali kecil, namun karena di bawahnya ada rumah, jadi ada korban jiwa.
Sutopo mengatakan jika bencana longsor penuh dengan ketidakpastian.
Hal tersebut lantaran sulit dideteksi dan diprediksi secara pasti kapan terjadinya.
Menurutnya, meski tanah sudah bergerak, merekah hingga lebar mencapai 50 cm dengan panjang ratusan meter, namun tidak segera terjadi longsor.
Masyarakat yang pada awalnya mengungsi, namun karena longsor tidak segera terjadi, bahkan hingga berbulan-bulan akhirnya masyarajat memutuskan kembali ke rumah untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari mereka.
Sutopo juga menyebutkan jika daerah rawan banjir makin meluas.
Baca berita ini: Jokowi Sebut tak Mudah, Ternyata Seperti Ini Pendistribusian BBM di Pelosok Kaltim, Simak Videonya!
Daerah yang semula tidak pernah terjadi banjir tiba-tiba terjadi banjir besar.
Menurutnya, pengaruh antropogenik atau ulah manusia lebih dominan daripada faktor alam sebagai penyebab banjir.
Selain itu, banjir juga disebabkan oleh tingginya laju kerusakan hutan, lahan kritis, kerusakan lingkungan, degradasi sungai, lemahnya implementasi tata ruang, masih rendahnya budaya sadar bencana dan lainnya telah menyebabkan kerentanan semakin meningkat.
Sutopo mengatakan perlu upaya keras untuk memulihkan kembali kualitas lingkungan.
Pengurangan risiko bencana harus menjadi investasi pembangunan dan bagian dari kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Sayangnya pengurangan risiko bencana masih terpinggirkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mengingat banyak bencana yang terjadi, BNPB menghimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bencana, baik puting beliung, banjir, dan longsor.
Viral! Angkat Karung Barang Bekas dan Cium Tangan Seorang Nenek, Video Anggota Polisi Pasuruan Tuai Pujian
Potensi hujan selama Maret 2018 masih akan tetap tinggi.
Sesuai prediksi BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi di Jawa Barat bagian tengah hingga timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur.
Kondisi tanah sudah jenuh air sehingga mudah terjadi banjir dan longsor.
Sebaliknya di daerah-daerah yang dilintasi atau berada di sekitar garis khatulistiwa seperti Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah akan makin kering sehingga berpotensi meningkatkan kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan gempa bumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja.
"Untuk itu masyarakat agar terus waspada. Kenali lingkungan sekitarnya. Jangan lengah. Bencana dapat terjadi kapan saja," himbau BNPB. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Baca: Fadli Zon Laporkan Ananda Sukarlan dan @makLambeTurah ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Penyebaran Hoax
Baca juga: Rustam Ibrahim Minta PKS Gusur Dirinya dari DPR, Fahri Hamzah: Intel Tua Jangan Banyak Campur Tangan