Ini Postingan Terakhir Ustaz Abdul Somad Sebelum Sempat Diblokir Pihak Instagram
Meski pada akhirnya akun Instagram milik Ustaz Somad sudah dapat diakses kembali sejak Minggu malam, namun alasan pemblokiran tersebut masih misteri.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Pengguna linimasa Instagram dihebohkan dengan berita pemblokiran akun Ustaz Abdul Somad.
Kabarnya, akun milik ustaz kondang tersebut sudah tidak bisa diakses sejak Sabtu (24/2/2018) malam.
Meski pada akhirnya akun Instagram milik Ustaz Somad sudah dapat diakses kembali sejak Minggu malam, namun alasan pemblokiran tersebut masih menyisakan misteri.
Dilansir Tribunwow.com dari akun Instagram @ustazabdulsomad, berikut postingan terakhir beliau yang diunggah pada Sabtu (24/2/2018).
Ustaz kondang tersebut juga memberikan catatan sebagai berikut:
"20 Tahun Islah 98
Kami dari seluruh Indonesia. Al-Azhar yang mempertemukan kami. Lulus tes beasiswa tahun 1998. Karena reformasi kami beri angkatan itu nama "Islah 98"
Hari berganti musim berubah, 20 tahun sudah. Sekolah Tinggi Agama Islam Nur Al-Ghazi mengundang kawan-kawan sebagai narasumber: DR. Aris Rahmat, Lc. MA (Pegawai Kemendikbud Lampung), Adi Irvan, Lc. MA (Hakim di NTB), DR. Hermanto Harun, Lc. MA (Wakil Dekan Fakultas Syariah UIN Jambi) dan DR. Hamdi, Lc. MA.
Hadir sahabat Uus M. Husaini, Sari Narulita, Miftahul Janna, dan kawan-kawan."
BACA Kalah Lomba Renang di Danau Sunter, Sandiaga Uno Sempat Angkat Kaki di Hadapan Wajah Menteri Susi
Dengan sepat diblokirnya akun Instagram Ustaz Somad ini memancing reaksi dari sejumlah kalangan politisi di tanah air, salah satunya Fahri Hamzah dan Ridwan Kamil.
Melalui akun Twitternya (@fahrihamzah), ia mempertanyakan latar belakang Instagram memblokir akun Ustaz Abdul Somad.
@Fahrihamzah: Jelang magrib menjelang sampai rumah saya merespon yg mempersoalkan sikap saya atas usulan pemanggilan @instagram oleh @DPR_RI untuk klarifikasi Blokir kepada akun #UstadzAbdulSomad kemarin. ALHAMDULILLAH akun sdh normal tapi ada banyak pertanyaan.
Meskipun ia menyebut bahwa kehadian sosial media membuka ruang untuk berkomunikasi, mantan kader PKS ini menyebut bahwa kehadiran sosial media tidak boleh masuk ke wilayah politik yang partisan.
"Kalau ternyata itu dasarnya adalah politik yang partisan, berarti mereka tidak hanya berbisnis, tetapi juga berpolitik.