5 Film Indonesia yang Populer di Luar Negeri & Dapat Penghargaan Tapi Justru Sepi di Dalam Negeri
Namun tahukah Anda bahwa banyak film Indonesia yang mendapat penghargaan di luar negeri?
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Dunia perfilman di Indonesia kini tengah berkembang pesat, banyak film-film berkualitas bermunculan di sepanjang tahun 2017 hingga awal 2018.
Film-film tersebut menyabet beragam penghargaan, dan di tonton jutaan orang.
Namun tahukah Anda bahwa banyak film Indonesia yang mendapat penghargaan di luar negeri?
Mirisnya, justru sebagian di antaranya tidak laku atau tidak dikenal di negeri sendiri.
Bahkan ada pula yang dilarang pemutarannya di bioskop Indonesia.
Berikut ke lima film yang mendapatkan penghargaan di luar negeri dan justru sepi di dalam negeri.
BACA: Marko Simic Tolak Tawaran Jadi Bintang Iklan Demi Persija Jakarta
1. Siti
Film Siti merupakan film terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2015.
Siti, disutradarai oleh Eddie Cahyono, telah memotret kehidupan perempuan yang harus menjadi pemandu karaoke kelas bawah di sekitar Parangtritis Yogyakarta.
Saat Siti bekerja sebagai pemandu karaoke, suaminya Bagus merasa keberatan dan tak mau berbicara kepadanya.
Siti pun frustrasi dan bimbang hingga seorang polisi hadir dalam kehidupannya, bahkan mengajaknya menikah.
Film yang dibuat secara hitam putih ini juga telah meraih penghargaan sebagai sinematografi terbaik dan naskah film terbaik untuk kategori New Asia Talent Competition Festival Film Internasional Shanghai 2015.
Singapore International Film Festival 2014 juga memberikan Best Performance for Silver Screen Award kepada Sekar Sari pemeran Siti.
Sederet prestasi nyatanya tidak membuat penonton terkahir, nyatanya film Siti hanya ditonton oleh 4 ribuan orang.
2. Turah
Turah adalah film drama Indonesia berbahasa Tegal produksi Fourcolours Films tahun 2016.
Film berdurasi 83 menit ini disutradarai oleh Wicaksono Wisnu Legowo, diproduseri oleh Ifa Isfansyah, dengan menampilkan para aktor/aktris antara lain Ubaidillah, Slamet Ambari, Yono Daryono, Rudi Iteng, Firman Hadi, Bontot Sukandar, Narti Diono, dan lain-lain.
Turah menceritakan tentang kehidupan masyarakat Kampung Tirang di Kota Tegal yang mengalami isolasi selama bertahun-tahun yang kemudian memunculkan berbagai problema.
Tahun 2016, film ini memenangi 3 kategori sekaligus; Geber Award dan Netpac Award dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival.
Namun mirisnya dihari pertama pemutaranya di bioskop Film Turah hanya ditonton delapan orang saja.
3. Marlina Si Pembunuh Empat Babak
The Murderer in Four Acts (Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak) adalah film cerita seru Indonesia yang akan dirilis pada 16 November 2017.
Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy. F
ilm ini akan didistribusikan ke 18 negara, termasuk di antaranya Amerika Serikat, Kanada, negara di Eropa dan Asia Tenggara.
Sebelum ditayangkan di Indonesia, Marlina The Murderer in Four Acts ditampilkan di berbagai festival film internasional.
Film ini diputar perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017.
Selain Festival Film Cannes, Marlina The Murderer in Four Acts juga masuk seleksi New Zealand International Film Festival dan Melbourne Film Festival serta Toronto International Film Festival.
4. Babi Buta yang Ingin Terbang
Babi Buta yang Ingin Terbang (Blind Pig Who Wants To Fly) merupakan film Indonesia bergenre drama yang dirilis pada tahun 2008 dengan disutradarai oleh Edwin.
Dibintangi oleh Ladya Cheryl dan Pong Hardjatmo, film ini menceritakan mengenai gambaran etnis Tionghoa di Indonesia yang diwakili oleh beberapa tokoh di dalamnya.
Penghargaan untuk film ini sudah banyak diraih.
Sebut saja Rotterdam International Film Festival 2009 (Fipresci Prize), Singapore International Film Festival 2009 (Fipresci/Netpac Award), Pusan International Film Festival 2008 (Nominated New Currents Award), Nantes Three Continets Festival 2009 (Young Audience Award),dan Jakarta International Film Festival 2009 (Best Director).
5. Pintu Terlarang
Film Indonesia satu ini memang kurang laris saat diputar di bioskop-bioskop.
Diangkat dari novel yang berjudul sama karya Sekar Ayu Asmara, namun film karya Joko Anwar ini berhasil menembus berbagai festival film internasional.
Di antaranya Puchon International Fantastic Film Festival 2009 di Korea Selatan, Bangkok International Film Festival 2009, dan Rotterdam International Film Festival.
Bahkan film yang dibintangi Fachri Albar, Marsha Timothy, dan Ario Bayu ini berhasil dinobatkan sebagai salah satu dari 100 film terbaik dunia versi majalah Sight and Sound Inggris.
Tonton juga YouTube TribunWow.com:
(*)
Berita ini telah terbit di Tribun Jakarta berjudul 5 Film Indonesia Yang Terkenal di Negeri Orang Tapi Tidak di Negeri Sendiri