Keluarkan Suara Aneh Saat Kawin, Ular Raksasa Jadi Santapan Warga Desa
Warga desa di kawasan pelosok Malaysia menembak mati Python betina berukuran 20 kaki dan pasangan kawinnya untuk dijadikan santapan seluruh warga
Penulis: Ekarista Rahmawati Putri
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Warga desa di kawasan pelosok Malaysia menembak mati Python betina berukuran 20 kaki dan pasangan kawinnya untuk dijadikan santapan seluruh warga desa.
TribunWow melansir dari Metro.co.uk, penduduk desa di kawasan Borneo Malaysia sedang berburu, pada Sabtu (10/2) sore.
Namun mereka mendengar suara-suara aneh datang dari pohon tumbang di hutan.

Mereka menggunakan gergaji mesin untuk memotong kulit kayu itu.
BACA: Ayah Tega Bunuh Anaknya yang Alami Gangguan Mental Karena Tak Sanggup Menggurus
Setelahnya mereka menemukan ular piton betina raksasa dan ular piton jantan yang lebih kecil.

Ular dianggap sebagai kuliner yang cukup digemari di daerah pedesaaan terpencil di Sarawak.
Beberapa pria menyeret ular itu keluar sebelum akhiranya ditembak dan diangkut ke sebuah truk.

Dua ular malang yang sedang kawin itu akan dijadikan santapan lezat seluruh warga desa.
Daging ular akan digoreng atau dipanggang sesuai dengan kuliner setempat.

Penduduk lokal bernama Tinsung Ujang, 60, mengatakan bahwa penduduk desa Bintulu, dekat Sungai Kelawit akan makan dagingnya selama beberapa hari ke depan.
"Saya melihat ke dalam lubang di kayu dan terkejut melihat ular wanita kawin dengan seekor ular jantan yang lebih kecil," katanya.
"Kami harus memotong kayu untuk bisa menarik mereka dan cukup sulit meraih ular itu karena ukuran dan posisinya. Mereka saling melilit," ungkapnya.

'Saya bahkan lebih kaget karena belum pernah melihat ular kawin sebelumnya dan tidak pernah melihat python raksasa yang panjangnya lebih dari lima meter seperti ular itu. Python jantannya berukuran cukup kecil," tambahnya.
"Itu adalah kejadian yang menakjubkan. Saya menembak dua ular itu karena bagi masyarakat kamu, ular adalah kuliner yang juga merupakan makanan favorit kami." lanjut Tinsung.
