Rocky Gerung Beri Kritik Menohok Atas Pernyataan Jokowi soal Teror Kepada Pemuka Agama
Dosen di Departemen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Rocky Gerung menyampaikan kritik pada statemen presiden Joko Widodo.
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM - Dosen di Departemen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Rocky Gerung menyampaikan kritik pada statemen presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal teror pemuka agama.
Dilansir TribunWow.com melalaui akun Youtube Indonesia Lawyers Club tvOne, yang diunggah pada Senin (13/2/2018).
Saat itu, tengah terjadi diskusi yang tengah berlangsung membahas #ILCTerorPemuka.
Diketahui, pada 27 Januari 2018, tokoh NU dan pengasuh Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, diserang.
Selanjutnya pada 1 Februari 2018, Komandan Brigade PP PERSIS HR Prawoto diserang di Blok Sawah, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat.
VIRAL: Rayakan Ultah Anak, Hengky Kurniawan dan istrinya Bertemu Cristy Jusung, Netizen: Kompak Sama Mantan
Kekerasan juga sempat terjadi kepada Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten pada 7 Februari 2018.
Kekerasan terakhir terjadi pada Minggu kemarin, 11 Februari 2018 terhadap pastur Romo Edmund Prier beserta jemaatnya dan petugas polisi di Gereja St. Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Rocky Gerung mengungkapkan soal dalang yang memicu kejadian tersebut.
"Kalau ditanya, adakah dalangnya, saya jawab ada, nggak mungkin di Asmat, itu terlalu jauh, sangat mungkin di sekitar monas," ujarnya.
Setelah itu, Rocky menyoroti statment Jokowi yang menurutnya kurang tepat diucapkan dalam kondisi seperti ini.
"Kalau kita pakai logika kita, kalau kecurigaan tadi, orang berupaya untuk ngasih dalil, bikin teori secara semiotik, secara analitik, tapi ucapan Presiden Joko Widodo, kira-kira jangan kita lupakan keindahan kerukunan, karena saat ini kita telah hidup rukun, itu sangat sastrawi, tapi isinya nol, hal itu sama saja, kita jangan lupa mandi, karena kita sering mandi, saya ingin dengar dari Presiden soal masalah ini, tapi dia hanya selesai dalam statment tanpa isi, jadi ada kegelisahan dan kecemasan, dan reaksi istana hanya puisi sebait itu, padahal masalahnya luar biasa, kongkrit dan mendesak," ujar Rocky.
Rocky saat itu membeberkan jika masalah teror pemuka agama seharusnya presiden memberikan statmen yang membuat teduh, namun justru presiden menambah kecemasan pada kehidupan politik kita melalui statment-nya.
"Saat itu pak Jokowi bilang :Mereka yang intoleran, tidak ada tempat,itu reaksi presiden yang justru menambah kecemasan kita," ujar Rocky.
POPULER: Verrel Bramastya Rayakan Hari Valentine dengan Natasha Wilona, Netizen: Sweet banget