Blak-blakan Mahfud MD Bongkar Alasan Fahri Hamzah Kerap Lakukan Perang Cuitan, Netizen: Setuju Pak
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MDdan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah saling terbuka menceritakan soal perang cuitan
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
"Ini antara profesor dan muridnya, kalau murid harus banyak bertanya, sementara professor harus sering menjelaskan, dan nggak boleh professor banyak tanya ke murid," ucap Fahri.
"Ya nggak papa ya, tapi orang awam tahunya saya berantem seperti bermusuhan dengan pak Fahri, padahal saya dengan pak fahri sudah kenal lama sejak mahasiswa, saya dulu pernah diundang pak Fahri di kampus masjid UI," terang Mahfud.
Ketika ditanya Najwa Shihab soal perasaannya perang cuitan dengan Fahri Hamzah, Mahfud mengaku tak emosi.
"Enggak emosi, biasa aja, ini pak fahri yang kerap marah-marah," ujar Mahfud sambil tertawa.
Mendengar hal itu, Fahri Hamzah sontak tertawa.
Kemudian Fahri Hamzah menceritakan awal pertemananya dengan Mahfud MD.
"Jadi dulu saya punya teman dekat, nah teman saya itu dekat dengan pak Mahfud, jadi teman saya itu semacam adiknya pak Mahfud gitu lho," ucap Fahri yang ditimpali anggukan Mahfud MD.
Sontak jawaban Fahri itu menimbulkan tanya Najwa Shihab.
"Kalau perang di Twitter itu apa, hanya pencitraan kah?"
Kemudian Mahfud MD menjelaskan "oh tidak, jadi kalau di Twitter itu kita berdua sama-sama punya sikap, kalau bicara ke publik kita punya prinsip yang prinsipal dan kita sungguh-sungguh," ujar Mahfud MD.
Menanggapi hal serupa, Fahri mengaku senang melakukan perang cuitan dengan Mahfud.
"Saya senang bertanya, karena beliau senang merespon langsung, jadi saya membayangkan itu seperti ruang kelas kuliah umum, dimana saya mengajukan pertanyaan dan prof Mahfud menjadi narasumber," ucap Mahfud.
Ketika ditanya soal ide cuitan, Mahfud mengaku mendapatkan ide dimanapun.
"Menuliskan cuitan itu yan idenya dari mana-mana, dari lingkungan sekitar, dari berita, bagi saya cuitan itu menghilangkan kejenuhan dan berkomunikasi dengan masyarakat," ujarnya.
Dialog tersebut terasa sangat santai dan mengalir.