Fahri Hamzah Sebut Kaum Otoriter Itu Bodoh dan Malas Berpikir, Begini Penjelasannya
Menurutnya, mentalitas otoriter itu sebenarnya lahir dari kelompok yang mulai gagal membaca makna relasi-relasi sosial yang rumit.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Fahri Hamzah terkenal atas kritikannya yang tajam dan lugas.
Dilansir Tribunwow.com dari akun Instagramnya di @fahrihamzah, dirinya mengkritik mengenai kaum-kaum yang ia sebut sebagai kaum otoriter.
"Ini tulisan kecil saya buat untuk memudahkan kita membaca akar dari pikiran kaum otoriter sepanjang masa.
Bagus juga dipahami dalam kerangka agama. Ini merespon pandangan kaum otoriter yg muncul di panggung sejarah kita kini juga muncul dalam partai atau negara", ujarnya membuka.
BACA Fadli Zon Menangkan Pertempuran di Jagat Maya Twitter, Ini Buktinya!
Menurutnya, mentalitas otoriter itu sebenarnya lahir dari kelompok yang mulai gagal membaca makna relasi-relasi sosial yang rumit.
Dirinya juga mencontohkan sebagaimana seorang bapak yang menganggap anak dan istri sebagai harta milik.
Tak hanya itu, dirinya juga memberi contoh lain yakni sebagaimana partai yang pimpinannya menganggap diri dalam hirarki tertinggi.
"Sekarang, dalam negara kita #KaumOtoriter sedang mengusung pasal tentang penghinaan kepada presiden dengan anggapan seolah presiden adalah lambang NKRI yang tidak boleh disentuh dengan kritik dengan kata2 yang tidak dibakukan.
Dalam rezim ini, kita sudah mendengar banyak kisah cara berpikir #KaumOtoriter mulai dari pembubaran ormas, sertifikasi khotbah Jumat, pasal2 makar yang dihidupkan, pasal2 ITE yang dikembangkan sampai ijin penelitian yang kemudian dibatalkan sepihak.
Pada dasarnya #KaumOtoriter tumbuh mewakili mereka yang tidak sanggup berpikir imajinatif, jalan pikirannya sederhana dan cemas dengan kompleksitas serta takut melihat kebebasan. Mereka selalu datang dengan ide memaksakan penyederhanaan", ujarnya menambahkan.
BACA Inilah Buku Fadli Zon Setebal Ribuan Halaman Hasil Kerjanya Setiap Hari Sebagai Wakil DPR RI
Tak hanya sampai disitu, Fahri turut mengatakan jika kaum otoriter memandang manusia dengan perasaan curiga.
Fahri berpendapat kecurigaan kaum otoriter ini lantaran mereka membaca manusia dengan kacamata yang salah.
Kaum Otoriter menurutnya menganggap manusia sama saja dengan binatang, sehingga diatur pun akan berkelakuan sama seperti binatang.