Bikin Trenyuh! Kisah Pria Buta & Istrinya Mengemis Demi Biaya Sekolah sang Anak
Mereka kemudian pergi ke bank untuk menukarkan koin-koin yang sudah didapatkan. Bank tersebut bersedia menerima penukaran uang dari mereka.
Penulis: Wulan Kurnia Putri
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Setiap orang tua pasti ingin memberikan kehidupan yang layak untuk anaknya.
Meski mereka mengalami kesulitan dan miskin, namun orangtua akan melakukan yang terbaik untuk memastikan anaknya tumbuh dengan baik.
Bahkan, orangtua juga akan berjuang keras agar anaknya bisa bersekolah.
Dilansir dari en.goodtimes.my, (2/2/2018), seorang ayah bernama Gao Guang Lin dari China mengemis di jalanan.
Gao Guang Lin mengemis bersama istrinya
Gao Guang Lin adalah seorang tuna netra.
Mereka mendapatkan sejumlah koin dari orang-orang yang lewat.
Banyak orang yang mengasihani mereka.

Mereka kemudian pergi ke bank untuk menukarkan koin-koin yang sudah didapatkan.
Sayangnya mereka malah diusir karena dikira bikin masalah.
Mereka kemudian pergi ke bank lain, yakni ke Pos Tabungan Bank of China di Huang Shi.
Bank tersebut bersedia menerima penukaran uang dari mereka.
Staf bank tahu jika pasangan ini menjalani hidup yang sulit.
Karena butuh waktu yang cukup lama untuk menghitung semua uang logam, anggota staf membeli beberapa makanan untuk Gao Guang Lin dan istrinya.
Saat staf sedang menghitung uang logam, Gao Guang Lin dan istrinya menyulam tas kecil dan memakan makanan yang diberikan kepada mereka.
Anggota bank akhirnya selesai menghitung keseluruhan jumlah uang logam pada malam hari.
Total lebih dari 3.000 koin senilai sekitar 300 yuan ($ 47).
Pasangan itu kemudian mengirim uang itu ke dua anak mereka yang belajar di luar negeri.
Mereka mengucapkan terima kasih kepada anggota bank atas bantuan yang diberikan.
Gao Guang Lin dan istrinya lalu berjalan keluar dari gedung bank tanpa menyimpan satu sen untuk mereka sendiri
Sebelumnya, Gao Guang Lin dan istrinya menggantungkan hidup pada ladang padi dan gandunm milik keluarga.
Mereka bergantung pada tanaman ini untuk penghidupan mereka dan membayar pendidikan anak-anak.
Sayangnya, saat kekeringan melanda, ladang padi dan gadum gagal panen.
Sementara anak-anak mereka membutuhkan biaya untuk sekolah.
Anak-anak Gao Guang Lin tidak tahu usaha orangtua mereka untuk memberi kehidupan yang nyaman.
Gao Guang Lin dan istrinya menempatkan kebutuhan anak-anak di atas kebutuhan mereka sendiri.
Mudah-mudahan anak-anak mereka akan menyadari hal ini.
Saat Gao Guang Lin dan istrinya sudah tua, anak-anaknya akan membalasnya dengan merawat di masa depan. (*)