Breaking News:

Klarifikasi dan Fakta Video Pernyataan Kapolri: 'Itu Sudah Dipotong-potong Jadi Kalimat Tidak Utuh'

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyampaikan klarifikasi soal video pidatonya yang menimbulkan reaksi dari sejumlah ormas Islam.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
Tribunnews/Jeprima
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian saat melakukan konferensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (26/5/2017). Kapolri menjelaskan terduga pelaku bom bunuh diri kampung Melayu adalah jaringan teroris jamaah Anshorut Daulah (JAD) dua pelaku itu ternyata satu jaringan dengan JAD Bandung. 

Pidato dalam video tersebut disampaikan di Pondok Pesantren Annawawi, Serang, Banten, 8 Februari 2017. Durasi aslinya selama 26 menit.

Sementara video yang beredar hanya berdurasi sekitar 2 menit.

"Itu sudah dipotong-potong jadi kalimat tidak utuh. Bagaimana kalimat tidak utuh berarti pesan tidak utuh juga," ujar Iqbal.

Populer: Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain Kirim Surat Terbuka untuk Kapolri: Tuntut Permintaan Maaf Tito

Iqbal mengatakan, potongan video itu menyebabkan beberapa pihak menginterpretasikan sendiri maksudnya.

Bahkan, tidak sedikit yang menyalahkan Kapolri atas pernyataan yang dianggap mengesampingkan ormas Islam selain Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Meski begitu, Polri belum akan mengusut siapa orang yang menyebarkan video yang tidak utuh itu.

Yang terpenting, kata Iqbal, publik mengetahui bahwa tak ada maksud Kapolri untuk mengesampingkan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah.

"Kita kan sedang mempersiapkan pengamanan pesta demokrasi. Jangan sampai hal ini menjadi senjata kelompok ingin mengacaukan," kata dia.

Sebelumnya, Tito Karnavian dalam acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Ulama PBNU dengan Jajaran Polri di Pondok Pesantren milik Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, An Nawawi Tanara di Serang, Banten, Februari 2017.

Saat itu Tito menyerukan agar jajarannya bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah.

"Semua kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres untuk wajib membuat kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten/kota. Para kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain tuh nomor sekian, mereka bukan pendiri negara. Mau merontokkan negara malah iya," tutur Tito dalam video tersebut.

Syarikat Islam Minta Penjelasan

Organisasi Masyarakat (Ormas) Syarikat Islam yang dipimpin Hamdan Zoelva menemui Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk meminta klarifikasi terkait sebuah video yang belakangan menjadi viral.

Video itu menampilkan pidato Tito di Pondok Pesantren Annawawi, Serang, Banten, 8 Februari 2017.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Tito KarnavianVideoNahdlatul Ulama (NU)Muhammadiyah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved