Fakta Penganiayaan KH Umar Basri Usai Salat, Pelaku Linglung saat Diintrogasi hingga Sikap Pesantren
Kabar penganiayaan pengasuh pondok pesantren Al Hidayah di Cicalengka Kabupaten Bandung, KH Umar Basri hebohkan pemberitaan. Simak fakta lengkapnya.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Kabar mengenai penganiayaan pengasuh pondok pesantren Al Hidayah di Cicalengka Kabupaten Bandung, KH Umar Basri menghebohkan pemberitaan.
Korban dianiaya usai salat dan berzikir di Masjid Al Hidayah, Kampung Satinong Rt 03/01, Desa Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Dirangkum oleh TribunWow.com dari TribuJabar.com, berikut ini fakta-fakta dari penganiayaan tersebut.
Populer: Gara-gara Membuat Gol Bunuh Diri, Bocah Ini Dianiaya hingga Masuk ICU
1. Terduga pelaku ditangkap
Terduga pelaku penganiayaan KH Umar Basri telah ditangkap.
Ia diamankan di sebuah musala berjarak sekitar 2 km dari lokasi kejadian.
Saat ditangkap, terduga pelaku berinisial A ini mengakui memukul Kyai Umar.
Ketika tangan A dicek, terdapat luka memar dan tidak beraturan di pergelangannya.
2. Alami gangguan jiwa
Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, mengatakan terduga pelaku kemungkinan mengalami gangguan jiwa.
"Karena ada hal yang menurut penyidik saat ditanya tidak tahu rumah, ditanya A dijawab tidak beraturan, maka tersangka dibawa ke Bandung untuk ditanyai keterangan awal. Kami memanggil psikiatri, dr Liani Wijaya spesialis kesehatan jiwa," ujar Kapolda di Cirebon, Minggu (28/1/2018), via keterangan resminya dari Humas Polda Jabar.
Hasil pemeriksaan awal terhadap kondisi kesehatan jiwa yang dilakukan psikiatri di antaranya terduga memiliki jasmani normal.
Namun, A seperti orang linglung, tidak mengerti pertanyaan, dan pernyataannya tidak terstruktur.
"Sementara dapat disimpulkan bahwa tersangka A ini alami gangguan jiwa berdasarkan pemeriksaan awal dari dokter spesialis kejiwaan," kata Agung Budi Maryoto.
Hari ini, Senin (29/1/2018), terduga akan kembali menjalani pemeriksaan psikiatri secara mendalam.
"Hasilnya akan jadi bahan untuk tindak lanjut ke depan," ujar Kapolda.
Populer: Kepala Sekolah SD Aniaya Murid Karena Terlambat Menaikan Bendera saat Upacara
3. Kronologi
Menurut keterangan Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi M saat berada di Polres Cirebon Kota, Minggu (28/1/2018), kejadian penganiayaan itu terjadi sekira pukul 05.30 WIB.
Saat itu korban selesai salat Subuh berjamaah bersama para santri.
Setelah berdoa dengan para santri, KH Umar Basri melakukan wirid sendirian di dalam masjid.
Saat wirid, korban terbiasa mematikan lampu agar lebih khusyu.
Selesai itu, para santri kembali mengikuti kegiatan mengaji sebagaimana yang terjadwal di pesantren.
Kira-kira pukul 05.10 WIB, saat korban sedang wirid, pelaku menunggu korban sampai selesai wirid.
Setelah itu korban bertanya kepada pelaku "saha anjeun? (Siapa kamu)? Pelaku menjawab "Saya orang sini, kamu berani sama saya? (Pakai bahasa Sunda)."
Pada saat itu juga pelaku langsung menganiaya korban menggunakan kayu alas kaki buat adzan.
Korban dipukul perutnya satu kali lalu memukul kepala korban sebanyak dua kali.
Setelah menganiaya korban, pelaku langsung keluar masjid.
"Menurut keterangan, pelaku ini tidak ikut salat subuh," ujar Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi M saat berada di Polres Cirebon Kota, Minggu (28/1/2018) sekira pukul 19.30 WIB.
Beberapa saat setelah kejadian, ada yang melapor kasus penganiayaan ke polres.
Ada enam santri yang saat itu ikut berjamaah bersama korban.
Seorang santri berinisial T, adalah saksi yang melihat langsung kejadian.
Saksi melihat langsung siapa yang berada berdua di dalam masjid bersama korban.
4. Keluarga sebut murni musibah
Pihak keluarga KH Umar menganggap penganiayaan yang terjadi adalah murni sebuah musibah.
"Informasi dari polisi, penganiayaan abah (Kyai Umar) ini musibah, kami kembalikan lagi ke Allah S.W.T karena intinya (pelaku) tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya karena kondisi pelaku perlu dites kejiwaan," kata santri perwakilan Pesantren Al Hidayah, Iwan Ismail, di Cicalengka, Minggu (28/1/2018).
Menurutnya, fokus keluarganya saat ini adalah kesembuhan KH Umar Basri.
"Terpenting, mudah-mudahan kondisi abah segera membaik dan kembali pulang ke rumah," ujarnya.
Kondisi KH Umar Basri saat ini sudah relatif membaik dari sehari sebelumnya.
Kemarin, di RS Al Islam, KH Umar Basri sudah bisa menerima tamu dan berkomunikasi dengan mereka meski dengan segala keterbatasan.
"Alhamdulillah, berkat doa dan dorongan semua pihak kondisi abah sudah membaik, sudah bisa duduk dan bisa makan (yang cair). Komunikasi bisa tapi harus lewat tulisan, mudah-mudahan kondisi ke depan berangsur membaik," kata Iwan Ismail.
Pihak keluarga kata dia, meminta semua pihak untuk tidak mengkaitkan kejadian ini dengan hal-hal yang di luar perkiraan.
Pihaknya percaya polisi bisa menangani kasus ini sebaik mungkin. Kejadian ini juga sebagai pelajaran agar ke depan bisa lebih berhati-hati.
"Kepada semua pihak kami harap tenang dan tidak terlalu menjadikan ini hal di luar perkiraan. Ini murni musibah, tidak ada kaitannya dengan hal lain karena selama ini abah tidak pernah punya musuh atau lawan politik atau apapun," ujar Iwan. (*)