Bocah 5 Tahun Diduga Alami Kekerasan oleh Gurunya hanya Karena Tidak Benar Menuliskan Angka 3
Seperti yang dialami oleh bocah berusia 5 tahun ini yang mengalami kekerasan oleh gurunya karena ia tidak dapat menulis angka 3 dengan benar.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Tulisan jelek terkadang menjadi polemik tersendiri di sekolah.
Seperti yang dialami oleh bocah berusia 5 tahun ini yang mengalami kekerasan oleh gurunya karena ia tidak dapat menulis angka 3 dengan benar.
Kekerasan tersebut pun membuatnya takut baik secara fisik maupun mental.
Dilansir TribunWow.com dari World of Buzz pada Jumat (26/1/2018) yang mengut China Press, ibu anak laki-laku tersebut berbagi kejadian mengejutkan tersebut di unggahan Facebook pribadinya.
Insiden itu terjadi di sebuah taman kanak-kanak yang terletak di Ampang pada Rabu (24/1/2018).
Dalam unggahan Facebook sang ibu, ia menuliskan bahwa ia melihat bekas luka di sisi wajah anaknya setelah ia pulang sekolah.
Sang ibu pun menanyakan bagaimana bekas luka itu muncul.
Dan anak itu mengatakan bahwa ia telah dipukul oleh gurunya, sang ibu pun pada awalnya berpikir bahwa anaknya tengah bandel di kelas.
BACA: Kondisi Terkini Korban Pelecehan Seksual oleh Perawat di Surabaya
Namun, anggapannya ternyata salah, karena pengakuan yang diberikan sang anak itu ternyata benar.
Hal itu terbukti dari buku latihan menulisnya.
Anak laki-laki tersebut mengklaim bahwa ia dipukul karena ia menuliskan angka 3 secara tidak sempurna.

Setelah itu ia mengingat bahwa sang anak rajin ke TK tanpa membuat masalah apapun.
Hingga pada akhirnya ia menangis jika disuruh sekolah dan menolak pergi ke kelas.
Begitu pulang dari sekolah, ia akan meminta bantuan neneknya untuk mengajarinya menulis angka 3 yang benar.
Tindakannya tersebut membuat sang ibu curiga dengan apa yang tengah terjadi pada anaknya.
Setelah mendapatkan pengakuan sang anak, ibu dan nenek itu menuju ke taman kanak-kanan tersebut untuk menuntut keadilan.
Namun, guru yang bersangkutan tengah mengambil cuti untuk merawat ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit.
Kepala sekolah taman kanak-kanak itu kemudian melangkah masuk dan berdiskusi tentang masalah ini,
Kepala sekolah pun turun tangan dan memahami keseluruhan situasi.
Sang guru juga mengaku memukul anak laki-laki itu, tapi hanya di bagian telapak tangannya karena ia tidak memerhatikan pelajaran.
Ia membantah tuduhan bahwa ia telah memukul wajah anak laki-laki tersebut yang hanya karena tulisan tangannya yang jelek.

Anggota staf taman kanak-kanak lainnya juga ditanyai mengenai insiden ini.
Mereka mengaku bahwa tidak mengetahui bekas luka di wajah anak itu.
Namun, kejadian tersebut dituliskan lengkap oleh sang ibu di akun Facebook.
Pada akhirnya, kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan.
Ibu anak laki-laki itu mengeluarkan anaknya dari taman kanak-kanak tersebut dan menuntut pengembalian dana penuh dari biaya yang dibayarkan.
Kejadian ini memicu reaksi yang beragam dari para netizen di media sosial.
Kebanyakan dari mereka menunjukkan bahwa kepala sekolah melindungi sang guru. (*)