Fakta Mahar 40 M yang Disebut Diminta Gerindra dari La Nyalla sebagai Syarat Dukungan Pilgub Jatim
Silang sengkarut masalah mahar 40 miliar La Nyalla Matalliti kepada Gerindra untuk maju Pilkada Jatim.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - La Nyalla Matalliti mengaku dimintai uang senilai Rp 40 miliar untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018 oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
La Nyalla diminta oleh Prabowo untuk mencari partai koalisi pada 11 Desember 2017 lalu.
Tercantum dalam surat mandat dari Prabowo dengan nomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017.
Populer: Oposisi di Pusat, Berkoalisi di Daerah, PDI-P dan Gerindra Bersatu di Pilkada Jawa Timur
La Nyalla juga diminta untuk menyiapkan kelengkapan pemenangan, yakni uang senilai Rp 40 miliar.
Menurut La Nyalla, uang itu diminta langsung oleh Prabowo.
Uang akan dipergunakan membayar saksi di tempat pemungutan suara.
"Yang diminta Rp 40 miliar dan harus diserahkan sebelum tanggal 20 Desember. Tidak sanggup saya. Kalau begini sama saja saya beli rekomendasi," ujar La Nyalla di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2018).
La Nyalla menerangkan, baru sanggup memberikan uang Rp 40 miliar, seusai pencalonannya di Pilkada Jawa Timur telah terdaftar di Komisi Pemilihan Umum.
La Nyalla dibatasi waktu sampai 20 Desember 2017.
Ia memutuskan, untuk mengembalikan surat mandat Prabowo pada 20 Desember 2017.
"Saya kembalikan surat tugas. Padahal, saya sudah siapkan 300 miliar, tapi apabila sudah selesai pencalonan saya sebagai calon gubernur, baru saya taruh duit di situ. Ini belum apa-apa sudah minta duit, ya kabur kita," ujar La Nyalla.
Populer: Haruskah Khofifah Mundur dari Jabatan Menteri saat Maju di Pilgub Jatim? Simak Jawabannya dari KPU
Tanggapan Fadli Zon
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah bila Prabowo Subianto dan partainya meminta uang Rp 40 miliar kepada La Nyalla Mattalitti sebagai syarat mendapatkan rekomendasi diusung di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018.
"Saya kira kalau dari pak Prabowo tidak ada ya itu, saya tidak pernah dengar," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (11/1/2018).
Menurut Fadli, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tidak pernah meminta uang untuk kepentingan pribadi maupun untuk partai kepada pasangan calon.
Mungkin yang ada, menurut Fadli, Prabowo menanyakan kesiapan logistik calon peserta Pilkada yang diusung.
"Kalau itu dipertanyakan terkait kesiapannya untuk menyediakan dana untuk pemilu untuk digunakan dirinya sendiri ya sangat mungkin, tentu logistik dalam pertarungan pilkada sangat diperlukan," katanya.
Pasalnya menurut Fadli untuk maju sebagai peserta pemilu dibutuhkan logistik yang tidak sedikit.
Apalagi di Jawa Timur yang jumlah kabupten serta penduduknya yang cukup besar.
Logistik tersebut digunakan untuk menggerakan relawan dan membiayai trasportasi serta konsumsi saksi.
"Jadi saya kira wajar, bukan untuk kepentingan pribadi atau partai, tapi kepentingan yang bersangkutan," katanya.
Terkait tudingan La Nyalla bahwa uang tersebut merupakan syarat rekomendasi, menurut Fadli, hanya kesalahpahaman saja.
Ia mengatakan masalah tersebut dapat dikomunikasikan atau diperdebatkan.
"Saya kira itu miss-komunikasi, harusnya itu bisa diperdebatkan apa yang dimaksud, itu hanya miss-komunikasi," pungkasnya. (*)