Balon Gubernur dan Bupati Lombok Tak Daftar pada Hari Selasa, Ternyata Alasannya Bikin Merinding!
Ada yang menarik pada hari Selasa di tengah pendaftaran bakal calon gubernur dan bupati di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Editor: Galih Pangestu Jati
Hari tersebut dilihat berdasarkan penanggalan suku Sasak yang kerap disebut kalender Rowot Sasak.
Kompas.com berkesempatan bertemu kalender unik itu.
Di kalender itu tertulis nama hari Selasa tanggal 9, persis dengan kalender masehi.
Hanya saja di bagian atasnya ada tiga pembagian penanggalan sasak yang disebut Dal, Hijriah dan Masehi.
Dosen Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram, Lalu Ari Irawan, yang juga Direktur Lembaga Rowot Nusantara Lombok, mengatakan, membaca kalender Rowot Sasak memang tidak mudah.
Memang sistem penanggalan Rowot Sasak tidak menyebutkan secara ansih bahwa hari Selasa adalah hari buruk.
Menurut para pelaku tradisi, hari buruk itu berlaku pada hari tertentu, tidak melulu pada hari yang sama dalam kalender masehi.
Hari buruk itu juga dipercaya berbeda.
Bisa dua kali seminggu, bisa sekali dalam seminggu, bisa tidak ada sama sekali.
“Hari-hari yang tidak baik ini tercatat polanya, itu tercatat dalam papan Warige atau yang ditransformasi dalam bentuk kalender Rowot Sasak. Kalau dulu orang pakai papan sekarang kami sudah terjemahkan bahasa penanggalan suku Sasak itu dalam bentuk kalender yang kami namai Rowot Sasak,” tutur Ari.
Papan Warige telah digunakan sebagai tradisi berabad-abad atau bahkan ribuan tahun lalu, masyarakat suku Sasak menggunakan papan warige untuk menentukan hari baik dalam melaksanakan kegiatan pertanian, perikanan, melaksanakan hajatan, keluarga dan untuk berpergian.
Terkait pasangan calon yang enggan mendaftar di hari Selasa, berdasarkan pertimbangan Warige atau kalender Rowot Sasak, ada hari-hari yang dihindari untuk berpergian atau bersilaturahim.
Mendaftar ke KPU termasuk bepergian.
“Secara umum, orang Sasak menyebut hari Selasa saja, tetapi secara ilmu warige tidak hanya hari Selasa, tetapi ada hari-hari yang dihindari. Kalau mereka tak bisa menghindari ada kelompok masyarakat adat yang melakukan ritual untuk menghindari hal buruk yang kira-kira melekat pada hari itu,” ungkapnya.
Ari menerangkan, selama meneliti penanggalan suku Sasak atau papan Warige yang telah menjadi kalender Rowot Sasak, dirinya belum dilakukan penelitian lebih detail lagi, apa benar kale atau hari buruk rata-rata di hari Selasa, timnya belum sampai pada penelitian itu.