Pembersihan Lahan Bandara di Kulonprogo Memanas, 3 Aktivis Ditangkap
Kericuhan kembali mewarnai proses pembersihan lahan (land clearing) proyek pembangunan bandara di Temon, Selasa (9/1/2018) pagi.
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Kericuhan kembali mewarnai proses pembersihan lahan (land clearing) proyek pembangunan bandara di Temon, Kulonprogo, Yogyakarta ,Selasa (9/1/2018) pagi.
Tiga orang aktivis solidaritas penolakan bandara diciduk polisi setelah terlibat bentrok.
Peristiwa itu terjadi ketika backhoe dikerahkan PT Angkasa Pura I untuk merobohkan pepohonan di wilayah Desa Glagah.
Ketika alat berat bergerak merobohkan pepohonan yang diduga milik warga penolak dari Pedukuhan Kepek, warga bersama aktivis menggeruduk lokasi dan mencoba menghentikan aktivitas backhoe.
Di sinilah keributan mulai terjadi.
Polisi yang mengamankan kegiatan land clearing berusaha menghalau warga dan aktivis.
Namun tindakan itu berujung pada aksi saling dorong antara massa penolak bandara dan petugas kepolisian hingga terjadi baku hantam.
Tiga orang aktivis dikabarkan diamankan polisi dan langsung dibawa ke Mapolres Kulonprogo untuk proses lebih lanjut.
Pembersihan lahan kemudian tetap dilanjutkan di sisi lahan lainnya setelah kondisi lapangan mulai tenang.
"Mereka (aktivis) diamankan karena memprovokasi warga dan menghalangi upaya pembersihan lahan. Mereka teriak-teriak megonpori warga. Sudah jadi kewajiban kami untuk mengamankan," kata Kepala Bagian operasi Polres Kulonprogo, Kompol Sudarmawan di lokasi.
Ia menilai keributan yang terjadi lapangan itu sebagai sesuatu yang wajar.
Mengingat, kondisi cuaca cukup panas dan personel juga dalam kondisi capek.
Dalam pengamanan land clearing hari kedua ini, ada 200 personel gabungan Polri, TNI, dan Pol PP yang dikerahkan.
Sudarmawan menyebut, petugas sudah berusaha mengedepankan sikap persuasif dalam kegiatan tersebut.
Petugas telah meminta warga dan aktivis yang berkerumun di sekitar lokasi untuk menjauh.