Soal Kasus Pencabulan 41 Anak di Tangerang, Pengakuan Pelaku hingga Hukuman Warga yang tak Lapor
Kak Seto menganggap masyarakat kurang dilibatkan dalam pencegahan kekerasan pada anak, dan kurang berani melaporkan tindakan yang dinilai berbahaya.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Iming-iming Ilmu Semar Mesem
Pelaku menuturkan bahwa para korbannya mengira ia memiliki ajian semar mesem, semacam ilmu pelet.
Hal itu sesuai dengan pengakuan Babeh kepada para korban.
Para korban yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta ilmu tersebut.
Baca: Sederet Fakta Video Panas Bocah SD vs Wanita Dewasa, dari Peran Ibu Kandung hingga Playstation
Babeh akhirnya memanfaatkan keinginan para korban dan menjanjikan akan memberi ilmu pelet semar mesem dengan imbalan berhubungan badan.
Ia mengaku sebenarnya ia tidak memiliki ilmu tersebut, ia hanya gelap mata sehingga melakukan segala tipu daya untuk membujuk para korbannya.
Menyesal
Pelaku mengaku menyesal karena sudah merugikan masyarakat.
Tak hanya itu, ia juga mengaku akan bersungguh-sungguh bertobat dan mempertangungjawabkan perbuatannya.
Sempat Berpindah Tempat
Dikutip Kompas.com, Babeh yang sehari-hari bekerja sebagai guru honorer SD di Rajeg, Tangerang mengaku semua perbuatan bejatnya dilakukan di gubug miliknya.
"Tersangka menceritakan, peristiwa itu berawal di Kampung Sakem, Desa Tamiang pada bulan April 2017. Saat itu, istri tersangka sudah 3 bulan menjadi TKW di Malaysia. Menurut tersangka, anak-anak sering mendatangi dirinya di gubug yang didirikan tersangka," ungkap Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif.
Gubug ini pun pernah dibakar warga karena ada tetangga yang tidak menyukai kedatangan banyak anak ke tempat Babeh.
"Tersangka kemudian pindah tempat dan kembali mendirikan gubug Kampung Jawaringan, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg sekitar bulan Oktober 2017. Namun, menurut tersangka, meski sudah pindah tempat, anak-anak tetap mendatanginya. Di gubug yang baru itu, tersangka kembali melakukan aksinya dengan modus serupa," ujar Sabilul.