Sempat Diabaikan Dokter RS Wahidin, Begini Perjuangan Warga Miskin Maros yang Mengidap Tumor Ganas
Hadinah lalu membawa putranya ke Wahidin. Saat tiba, Mus langsung diinfus. Dokter yang bertugas terkesan tidak peduli dengan kondisi Mus makin kritis.
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM, MAROS - Ibu kandung, Mus Muliadi (22) penderita tumor ganas di Dusun Jambua, Desa Bonto Marannu, Moncongloe, Maros, Hadinah mengeluhkan pelayanan medis RS Wahidin Makassar, Jumat (29/12/2017)
Sebelum tumor ganas bersarang di lutut putranya, Hadinah telah dua kali membawa Mus ke Wahidin untuk dirawat.
Saat pertama dia konsultasi, dokter menyampaikan, jika luka Mus tidak serius.
"Saat pertama ke Wahidin, dokter bilang luka anak saya tidak parah. Hanya ada gumpalan darah di lutut dan nantinya akan sembuh. Kami hanya diberikan obat. Setelah itu kami pulang dengan mengendarai motor," katanya.
Setelah berselang beberapa hari, tumor tersebut semakin besar dan terasa sakit.
Hadinah membawa putranya ke Puskemas Moncongloe.
Saat itu, Mus dirujuk ke Wahidin dengan menggunakan fasilitas kesehatan berupa KIS.
BACA: Demi Adakan Nikah Massal untuk Warga DKI Jakarta, Sandiaga Uno Galang Bantuan hingga Siap Menalangi
Hadinah lalu membawa putranya ke Wahidin. Saat tiba, Mus langsung diinfus. Dokter yang bertugas terkesan tidak peduli dengan kondisi Mus yang semakin kritis.
"Anak saya hanya diinfus saja. Tidak dijagai oleh dokter. Kalau anak saya sakit, saya harus pergi cari dokter. Tapi kadang dokternya tidak ada," katanya.
Setelah diinfus 11 hari, namun tidak ada perkembangan, Hadinah memilih mengeluarkan putranya dari rumah sakit. Mus kembali menjalani perawatan seadanya di rumahnya.
Saat dirawat di RS, Mus hanya menggunakan kartu KIS.
Hadinah curiga, hal tersebut membuat dokter Wahidin malas untuk mengurus putranya.
"Begitulah kalau pakai kartu KIS. Kita tidak dilayani dengan baik. Masa anak saya diinfus selama 11 hari tanpa penjagaan dokter," katanya.
BACA JUGA: Saat Manusia Bersedekah, Tanpa Disadari Tubuh Memunculkan Reaksi Kimia Ini, Baik atau Buruk?
Setelah, berobat di rumahnya, Mus lalu dibawa lagi ke Palu untuk berobat.
Hadinah mendapatkan informasi, jika ada dokter di Palu mampu menyembuhkan penyakit putranya.
Saat di Palu, tumor Mus mulai mengecil. Namun karena biayanya tidak cukup, Mus lalu kembali ke Maros.
Saat tiba di rumahnya, tumor Mus kembali membesar.
"Saya mengutang ke tetangga saat ke Palu. Di sana ada dokter pintar meracik obat. Memang, tumor anak saya mengecil setelah komsumsi obat. Tapi saat sampai di sini, tumornya membesar lagi," katanya. (*)
Berita ini telah tayang di Tribun Timur berjudul Kisah Warga Miskin Maros Penderita Tumor Ganas, Sempat Dicueki Dokter RS Wahidin