Militer Israel Gunakan Senjata Ini Untuk Hadang Demonstran hingga Menghancurkan Wajah & Kepalanya
"Darahnya keluar banyak sekali seperti air terjun," kata Manal. Seluruh penduduk Desa Nabi Saleh pun melakukan aksi solidaritas untuk menyelamatkannya
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Pengunjuk rasa dari warga Palestina tidak habis-habisnya dalam memperjuangkan tanah Yerusalem.
Hal ini berawal dari pernyataan Presiden Amerika, Donald Trump yang mengatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Dalam menghadang massa pengunjuk rasa, Militer Israel dilaporkan menggunakan cara ekstrem.
Dilansir dari Tribunnews Kamis (21/12/2017), tentara Israel menggunakan peluru tajam dan peluru karet berlapisi besi.
Dari peristiwa tersebut, tercatat memakan 60 korban jiwa.
Akibatnya, tiga orang dikabarkan terluka terkena peluru tajam, 20 pengunjuk rasa terluka karena menerima peluru karet berlapis besi.
Sementara terdapat 40 orang yang harus dirawat setelah terkena gas air mata.
Menurut keterangan sumber, Jihad Barakat, seorang jurnalis lokal mengatakan 5.000 orang demonstran warga Palestina dibubarkan oleh militer dan polisi perbatasan dengan cara yang demikian.
Titik poin pengunjuk massa berada di wilayah Tepi Barat, antara lain Hebron, Nablus, Bethlehem, dan Jericho.
Adapun titik massa terbesarnya berada di pos militer Qalandia yang menjadi perbatasan langsung Tepi Barat dengan Yerusalem.
"Dari Qalandia, militer Israel yang mengendarai jip menembakkan 30 peluru gas air mata sehingga wilayah tersebut penuh dengan asap," kata Barakat.
Satu warga Palestina dikabarkan terluka terkena peluru tajam aparat Israel.
BACA Teman Satu Sel Katakan Setya Novanto Sudah Bisa Menerima Takdirnya
Sebelumnya dikabarkan remaja Palestina yang koma akibat peluru karet Polisi Israel.
Remaja tersebut bernama Mohammed Tamimi (14 th).