Berulang Kali Ajukan Permohonan Renovasi ke Disdik DKI Tak Digubris, SMPN 32 Jakarta Akhirnya Roboh
"Ini kan kacau. Memang sudah harus diganti itu Pak Sopan (Kadisdik DKI)," kata Taufik.
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Salah satu bangunan SMPN 32 Jakarta roboh.
Bangunan yang sudah berdiri sejak 1880 dengan bergaya Tiongkok tersebut adalah cagar budaya yang belum pernah direnovasi.
Bangunan tersebut terdiri dari dua lantai, di lantai atas sudah tidak terpakai lagi karena sudah rusak berat. Sedangkan pada lantai dasar, digunakan untuk aktivitas keagamaan.
Siwa sekolah tersebut sering menggunakan bangunan yang kini roboh tersebut untuk shalat dan ruang pertemuan.
Kepala Tata Usaha SMPN 32 Jakarta, Heri Sidik mengatakan pihaknya telah berulang kali mengirim surat ke Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
"Tapi, belum dikabulkan juga sampai sekarang," kata Heri, Januari 2017 lalu.
Bahkan pihak sekolah sampai memaksakan diri merenovasi bangunan yang kini roboh dengan cara mengecat bagian yang mulai keropos.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Bowo Irianto, mengakui bahwa bangunan itu memang belum pernah direnovasi sampai sekarang.
"Untuk (renovasi) cagar budaya memang tidak mudah," kata Bowo dilansir dari Warta Kota, Kamis (21/12/2017).
Mendengar penjelasan dari Bowo Irianto, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI fraksi PDIP, Ashraf Ali kesal.
"Ah itu nggak bener. Harusnya ya direnovasi dong. Nggak ada alasan. Itu kan tinggal koordinasi saja antara Disdik dan Disparbud. Gitu aja kok susah," kata Ashraf.
BACA Begini Penampakan Kuburan Massal Pengungsi Rohingya di Malaysia yang Disembunyikan Polisi 2 Tahun
Menurut Ashraf, Disdik DKI tak bisa beralasan bahwa merenovasi bangunan cagar budaya sulit, dan ia juga mengritik surat permohonan yang sengaja diabaikan.
"Bangunan itu dipakai kegiatan keagamaan. Ya harusnya diperhatikan dong. Surat permohonan renovasi saja nggak pernah digubris bagaimana itu," kata Ashraf.
Wakil Ketua DPRD DKI dari fraksi Gerindra, M. Taufik, bicara lebih keras lagi soal kinerja Sopan, Kadisdik DKI.
Menurut Taufik, Sopan punya serentetan kesalahan yang tak bisa dimaafkan lagi, salah satunya soal bangunan yang roboh tergolong agak parah.
Padahal, sejak 2016 lalu Disdik DKI mengajukan renovasi berbagai sekolah. Namun ia mempertanyakan mengapa SMPN 32 bisa terlewatkan begitu saja.
"Ini kan kacau. Apalagi sekolah itu sudah berkali-kali mengajukan renovasi. Kenapa tak dikabulkan saja sekalian. Memang sudah harus diganti itu Pak Sopan," kata Taufik.
BACA JUGA Mengakses Konten Porno di Ponsel Mengakibatkan 5 Hal Buruk Ini, Jangan Lakukan jika Tak Ingin Malu!
Sejarah Bangunan
Pada tahun 1880, bangunan bergaya Tiongkok itu pernah ditinggali oleh keluarga Kho Pu Tjien.
Keluarga itu menjadikan bangunan tersebut sebagai hotel.
Para pedagang dari luar Batavia pun kerap menginap di bangunan itu di tahun 1880-an.
Baru kemudian di tahun 1880 hotel diperbesar dan dibuat bangunan baru bergaya Belanda yang melingkari bangunan bergaya Tiongkok.
Selanjutnya baru tahun 1950-an bangunan itu digunakan untuk sekolah.
Lantaran tadinya hotel, ruangan kelas di SMPN 32 Jakarta pun cenderung kecil.
Di dalam ruang kelas meja saling berhimpitan dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk berjalan. (*)