Utang Luar Negeri Indonesia Naik Sebesar 4,8 Persen hingga Oktober, Digunakan untuk Hal Ini
Meski utang negara mengalami kenaikan, Kementerian Keuangan menjamin kondisi keuangan dalam negeri tetap aman.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Utang luar negeri Indonesia naik sebesar 4,8 persen hingga akhir Oktober 2017.
Dilansir Kompas TV pada Selasa (19/12/2017), utang Indonesia naik menjadi 341, 5 miliar dollar AS, meski demikian pemerintah menjamin kondisi keuangan tetap aman.
Utang di sektor swasta dan publik juga meningkat masing - masing 1,3 persen dan 8,4 persen.
Sementara itu, utang luar negeri jangka pendek juga tumbuh 10,6 persen.
Penggunaan utang terserap oleh industri pengolahan, listrik, gas, air bersih, dan sektor pertambangan.
Bank sentral menyebutkan, rasio utang terhadap produk domestik bruto masih stabil di kisaran 34 persen.
Angka ini diklaim lebih baik dibandingkan sejumlah negara seperti Malaysia dan Korea Selatan.
Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Keuangan menjamin, kondisi keuangan dalam negeri tetap aman.
Baca: Fadli Zon Bikin Puisi Sindiran untuk Donald Trump Terkait Palestina, Netizen: Waduh
"Penambahan utang kita itu dari awal tahun sudah ditetapkan, misalnya APBN 2018 sudah digariskan kita punya defisit 325 triliun, nah nanti utang kita sekitar itu, tidak bisa lebih, kecuali ada peristiwa-peristiwa tertentu. Paling tidak kita ada patokannya. Jadi kalau nambah Januari, Februari nambah, itu sudah direncanakan, jadi tetap aman," kata Staf Ahli Kebijakan Penerimaan Negara Kementerian Keuangan, Luky Alfirman.
Baca: Pasangan Ini Lakukan Prewedding Saat Gunung Agung Erupsi, Petugas BNPB: Status Cinta Level Awas
Diberitakan sebelumnya, pada Februari 2017, utang luar negeri Indonesia dinyatakan naik sebesar 2,7 persen menjadi 320 miliar dollar.
Nilai tersebut mencapai lebih dari 4.000 triliun rupiah.
Meski mengalami kenaikan di awal tahun, utang luar negeri tersebut dinilai melambat dibandingkan periode tahun lalu.
Sementara itu, utang luar negeri Indonesia juga dinyatakan naik sebesar 5,5% menjadi 300 miliar dollar Amerika Serikat pada Mei 2017.