Netizen Ramalkan Malang Bakal Tenggelam, Alasannya Logis!
Restu yang aktif di komunitas heritage itu memberi judul 'Malang Bakal Tenggelam?' di postingannya.
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Seorang netizen bernama Restu menuliskan curahan hatinya mengenai kondisi Malang di masa yang akan datang di akun Facebook miliknya.
Restu yang aktif di komunitas heritage itu memberi judul 'Malang Bakal Tenggelam?' di postingannya.
Dilansir dari Surya Malang Senin (18/12/2017), begini tulisan Restu:
Malang Bakal Tenggelam?
Jalan Raya di Indonesia pada umumnya menggunakan Jalan Aspal Hotmix. Lalu bagaimanakah cara membuat Jalan Aspal yang benar? Kalau kita amati seringkali terjadi pelapisan pengaspalan untuk memperbaiki jalan raya di kota Malang, apakah karena aspal jalan tersebut sudah rusak maupun karena kekasarannya sudah berkurang dan menyebabkan jalan menjadi licin.
Jika hal ini terjadi berulangkali maka tinggi jalan akan otomatis menjadi semakin tinggi. Dan akibatnya rumah-rumah yang berada di pinggir jalan ketinggian tanahnya akan menjadi lebih rendah daripada ketinggian jalan raya. Dari tahun ke tahun jika musim hujan tiba tak ayal air dari jalan raya akan masuk ke dalam rumah. Air dari letak yang lebih tinggi akan mengalir ke yang lebih rendah.
BACA Lisa: Baru Sekali Coba dari Teman Cowok yang Baru Kenal, Langsung Digerebek
Apakah tidak ada cara lain dalam hal perbaikan aspal jalan? Saya pernah baca sebuah artikel jika di luar negeri sebelum melakukan perbaikan aspal jalan, aspal yang lama di kupas terlebih dahulu. Aspal yang lama ini kemudian diolah kembali untuk aspal yang baru. Jadi terjadi penghematan material dan tentu saja penghematan biaya. Saya lihat di Jembatan Soehat hal semacam ini sudah dilakukan. Perbaikannya menggunakan cara pengelupasan aspal terlebih dahulu. Bisa jadi hal ini harus dilakukan karena berhubungan dengan berat jembatan.
Kembali lagi dengan pelapisan aspal yang berulang-ulang dan menyebabkan jalan semakin tinggi, otomatis trotoar jalan akan menyesuaikan ketinggian jalan dan akan semakin tinggi juga. Berdasarkan keputusan Bina Marga, trotoar harus sejajar atau lebih tinggi dari permukaan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki.
Lalu bagaimanakah dengan ketinggian rumah di pinggir jalan? Tentu saja semakin lama akan semakin lebih rendah ketingginannya. Yang paling mencolok dapat kita lihat di Jl Bogor Atas, Kota Malang. Ketinggian trotoar mencapai hampir 1 meter. Pandangan dari halaman rumah hampir setengahnya tertutupi trotoar.
Lebih dari itu, bentuk trotoar semacam ini tentu tidak sesuai dengan syarat trotoar yang baik. Salah satu syarat trotoar yang baik diantaranya adalah “harus ramah bagi difabel”. Penyandang difabel perlu diperhatikan kemudahannya dalam mengakses fasilitas umum termasuk trotoar. Bentuk trotoar yang naik turun akan menyulitkan bagi difabel.
Akhir kata, sebelum jalan raya di kota Malang menjadi semakin tinggi perlu dipikirkan solusinya.
(Penulis hanya masyarakat biasa yang kurang paham akan prosedur tata kota dan pekerjaan umum. Tulisan ini juga sebagai bentuk kepedulian akan perkembangan kota Malang)".
POPULER Pasca di Pulau Jawa, Gempa Kembali Guncang 2 Kabupaten di NTT
Ketika dikonfirmasi ulang, Restu membenarkan unggahannya tersebut.