Breaking News:

Penyebab Mesin Mobil Injeksi Tersendat atau Mbrebet yang Wajib Kamu Ketahui

Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan masalah mesin menjadi mbrebet, yang masih sering ditemui pada mesin injeksi.

Editor: Lailatun Niqmah
Pixabay
Ilustrasi mesin mobil 

TRIBUNWOW.COM - Keuntungan dari sistem mobil injeksi selain BBM menjadi hemat, juga membuat mesin bekerja lebih efisien.

Mesin injeksi sangat dipengaruhi oleh komposisi, udara, BBM, dan pengapian yang sudah diatur oleh komputer

Dilansir GridOto.com, berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan masalah mesin menjadi mbrebet, yang masih sering ditemui pada mesin injeksi.

1. Bahan Bakar Tidak Sesuai

Bahan bakar yang tidak sesuai rekomendasi bisa menimbulkan masalah pada mesin injeksi.

“Mesin injeksi umumnya memiliki perbandingan kompresi yang tinggi bisa lebih dari 10:1, semakin tinggi kompresi nilai oktan BBM yang dibutuhkan juga semakin tinggi,” jelas Rudi Ganefia, Workshop Head Auto2000 Krida di Cilandak, Jakarta Selatan.

2. Sistem Injeksi Masuk Angin

Sistem Injeksi memanfaatkan tekanan bahan bakar, agar BBM bisa tersuplai ke dalam ruang mesin.

“Jika ada gelembung udara di dalam sistem bahan bakar, maka tekanan bahan bakar menjadi tidak stabil, sehingga suplai bahan bakar akan terputus-putus,” ujar Rudi.

Hal tersebut yang dapat menyebabkan mesin injeksi tersendat atau sering disebut Mbrebet.

“Mesin injeksi masuk angin, bisa terjadi saat kehabisan bensin atau saat penggantian filter bensin,” imbuh Rudi.

Trending: Aksi The Sacred Riana Viral, Netizen Justru Soroti Mantra yang Diucapkan, Ternyata

3. Kerusakan Pada Salah Satu Sensor

Pada mesin injeksi ada sensor-sensor yang mengatur suplai udara dan bahan bakar.

Jika salah satu sensor rusak, tentu data yang dikirimkan ke engine control unit (ECU) tidak akan akurat.

“Ketika ada masalah pada sensor maka hasil perhitungan ECU menjadi tidak akurat, sehingga suplai bensin tidak pas dan mesin jadi tersendat,” papar Rudi.

4. Filter bahan bakar yang kotor

Filter bahan bakar berfungsi menyaring kotoran dari aliran bensin yang hendak menuju ke ruang mesin.

“Jangan salah, mesin injeksi lebih sensitif dibanding konvensional, karena kotoran sedikit saja bisa menyumbat injector,” ucapnya.

Hasilnya, tenaga mesin jadi bisa berkurang dan juga mesin jadi tersendat atau mbrebet.

5. Busi Tidak Sesuai Standar

Busi sebagai pemercik api sangat mempengaruhi kinerja mesin, sebab jika api terlalu kecil mesin akan tersendat.

Untuk itu, apabila perfoma busi sudah menurun sebaiknya diganti dengan yang baru.

“Pada mesin injeksi, wajib menggunakan busi resistor, Anda bisa melihatnya dari label busi tersebut,” ungkap Rudi.

6. Throttle Body Kotor

Untuk mobil dengan sistem drive by wire atau tidak lagi menggunakan kawat gas, dan digantikan oleh sensor APP (Accelerator Pedal Position).

Prinsip kerjanya, sensor akan mengirimkan data pembukaan gas dan ECU memerintahkan katup terbuka.

Namun, masalah yang sering terjadi, yakni adanya penumpukan kotoran di sekitar katup gas.

“Jika kotoran menumpuk di katup gas, maka mesin bisa tersendat atau bahkan tidak stabil, untuk itu perlu membersihkan throtle body menggunakan carbu cleaner,” kata Rudi.

Baca: Begini Untung dan Resiko Investasi Bitcoin yang Perlu Kamu Ketahui

Sementara itu, mesin akan bermasalah apabila bahan bakar dan udara yang menuju keruang bakar tidak konstan.

Berikut 3 hal yang menyebabkan rpm mobil naik-turun.

1. Idle Speed Control

Idle speed control (ISC) menjadi aktuator dalam sistem injeksi, sebagai pengatur idle RPM.

Cara kerjanya, dengan memanfaatkan solenoid valve atau katup untuk membuka dan menutup saluran idle.

Namun, jika ISC ini kotor tentu akan menghambat kinerja solenoid, dan rpm mesin bisa naik-turun atau bahkan mesin mati.

2. Sensor Mass Air Flow (MAF) dan Manifold Absolute Pressure (MAP)

Mass Air Flow terletak pada tabung filter udara.

Fungsinya untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk ke mesin, menggunakan kecepatan aliran.

Karena letaknya di area filter udara, sensor ini tentu rentan kotor.

Pembacaan sensor MAF pun jadi tidak akurat, sehingga rpm mesin tidak stabil.

Begitu juga sensor MAP, yang bertugas mengetahui kondisi ke-vacuman intake manifold.

Jika terjadi malfungsi, maka rpm mesin bisa naik-turun.

Baca: Alih-alih Kado, Pasangan Pengantin Ini Minta Tamu Memberikan Donasi Pada Anak Penyandang Disabilitas

3. Servo Kotor

Saat ini mesin injeksi sudah menggunakan sistem 'drive by wire' atau tidak lagi menggunakan kawat kabel untuk menghubungkan pedal gas dengan throttle body.

Di sana sudah disematkan motor elektrik, yang ditanamkan pada katup gas.

Sehingga katup akan otomatis membuka dan menutup secara otomatis, sesuai perintah sensor Accelerator Pedal Position (APP).

Namun, masalah terjadi saat servo kotor dan membuat rpm jadi tidak stabil saat mesin idle.

Untuk membuktikannya, lepas throttle body dan perhatikan daerah daun katupnya, maka akan terlihat kotoran pada dinding katup.

Kotoran inilah yang membuat rpm mesin jadi tidak karuan. (*)

Sumber:
Tags:
MobilTipsOtomotif
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved