Breaking News:

Keluarga Menduga Sarwono Akhiri Hidup Gara-gara Harga Jual Bawang Merah Anjlok

Umiyatun (25), istri korban, menuturkan beberapa hari terakhir sang suami memang sering mengeluhkan harga jual bawang.

Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUN JATENG/DWI LAYLA
Keluarga di rumah duka, Desa Gempolsongo RT 3 RW 1, Mijen, Demak, Jawa Tengah, Senin (11/12/2017), menunjukkan foto Sarwono dan Umiyatun saat akad nikah. 

Umi menyatakan sikap Cak Win pun berubah drastis setelah menyampaikan uneg-uneg tersebut.

Sang suami menjadi kurang ramah, tak seperti biasa yang selalu menyapa dan membalas sapaan orang lain.

Penilaian mengenai perubahan drastis sikap Cak Win itu juga disampaikan Sutami (70), ibu korban.

"Sarwono sikapnya menjadi lebih dingin. Dia selalu keluhkan harga jual bawang yang hanya Rp 4.000 per kilo," papar Sutami.

Puncaknya pada Sabtu (9/12/2017) pukul 02.00 WIB, Cak Win dan Sutami pergi ke Pasar Welahan untuk menjual bawang.

Di pagi buta itu, Cak win hanya berujar pada ibunya untuk mengiyakan jika ada penjual yang membeli bawang mereka dengan harga bera papun.

"Piro-pirolah neg meh dituku angger wehno, Mak (berapa pun harga beli, berikan saja)," ujar Sarwono.

Sutami pun menuruti kemauan anak bungsunya itu.

Dia menjual 58 kg bawang merah berharga Rp 3.500 per kilogram, total Rp 203.000.

Padahal harga yang wajar berkisar Rp 15.000-Rp 20.000 setiap kilogram.

Sesampainya di rumah, Sarwono menggendong Bela, putri bungsu yang baru berusia 3,5 bulan.

Adapun Umiyatun mencuci pakaian.

Setelah Bela tertidur, Sarwono meninggalkan bayi itu di rumah.

Tanpa pamit kepada siapa pun, pukul 05.00, dia pergi melalui pintu belakang.

Karena tak kunjung kembali, akhirnya seluruh warga kampung mencari.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
Bawang MerahDemakJawa Tengah
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved