Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gelar Garebek Maulud Tahun Dal 1951, Ternyata Cuma 8 Tahun Sekali!
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Garebek Mulud Tahun Dal 1951, Jumat (1/12/2017).
Editor: Dian Naren
Prosesi Kundur Gunungan Bromo dilaksanakan di Kompleks Kedhaton tepatnya di Plataran depan Gedhong Purwaretna pada Hari Jumat Kliwon, 12 Mulud Tahun Dal 1951 (1 Desember 2017) pukul 11.00 WIB.
Setelah Gunungan Bromo diarak bersama gunungan-gunungan lain seperti Gunungan Lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Darat dan Gunungan Pawuhan.
Total enam gunungan dibawa ke Masjid Gedhe dengan arak-arakan yang dikawal oleh barisan Bregada Prajurit Keraton.
Setelah selesai didoakan di Masjid Gedhe, Gunungan Bromo dibawa kembali masuk ke dalam keraton.
Selanjutnya Gunungan tersebut dibagikan kepada para kerabat Keraton Yogyakarta.
Lima gunungan selain Gunungan Bromo akan dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah dari Sri Sultan.
Selain itu, satu Gunungan Lanang akan diserahkan ke Kepatihan dan satu lagi ke paku Alaman.
Jalannya gunungan ke Kepatihan dan Puro Paku Alaman akan diiringi oleh bregada prajurit dan barisan gajah.
Bedhol Songsong
Upacara Bedhol Songsong dilaksanakan di Bangsal Pagelaran pada Jumat, 1 Desember pukul 20:00.
Upacara ini merupakan pagelaran wayang yang dilaksanakan untuk menutup rangkaian Garebeg Mulud.
Lakon yang akan dibawakan kali ini adalah “Semar Ratu” oleh Ki Dalang Mas Bekel Cermo Sugondo, S. Sn.
Mengingat penting dan sakralnya acara yang hanya diselenggarakan delapan tahun sekali, maka beberapa kegiatan tidak dibuka untuk umum. (*)