Breaking News:

Sesumbar Tembak Orang yang Mengancam di Jalan, Polisi akan Panggil Pengacara Setnov Fredrich Yunadi

Polri berencana memanggil Fredrich Yunadi, terkait pernyataan saat diwawancara Najwa soal kepemilikan senjata api dan tembak menembak.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Kolase Tribunwow
Kolase Najwa Shihab dan Fredrich Yunadi 

TRIBUNWOW.COM - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan  memanggil Fredrich Yunadi, Pengacara Setya Novanto, terkait kepemilikan senjata api.

Hal tersebut lantaran ucapannya saat diwawancara secara eksklusif oleh Najwa Shihab di catatan Najwa 24/11/2017.

Saat itu, Fredrich Yunadi mengaku tak segan menembakkan peluru jika merasa terancam.

"Lo saya enggak takut sama siapa pun, saya enggak takut. Saya di tengah jalan, saya tembak langsung orangnya. Saya enggak ragu-ragu kok. Saya kan punya izin," kata Fredrich.

Oleh karena itu, Polri akan meminta klarifikasi kepada Fredrich.

"Saya dapat informasi dari Baintelkam (Badan Intelijen Keamanan Polri) akan dimintai klarifikasi," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Dilansir Kompas.com, Setyo mengatakan, aparat keamanan maupun masyarakat sipil yang mengantongi izin kepemilikan senjata sekalipun, tak bisa seenaknya melepaskan tembakan.

Pemilik senjata harus memiliki pertimbangan yang cukup ketat untuk menembak, misalnya, jika di bawah ancaman yang membahayakan nyawanya.

"Menembak itu kan ada ancaman. Ancamannya melakukan penembakan itu dengan ancaman yang seimbang," kata Setyo.

Polri juga tidak sembarangan mengeluarkan izin kepemilikan senjata untuk masyarakat sipil, khususnya dengan tujuan membela diri.

Setyo mengatakan, Polri akan terlebih dahulu menimbang urgensi orang tersebut untuk menyimpan senjata.

"Misalnya, dia direktur keuangan suatu perusahaan yang dia memang memerlukan karena ancaman, dia memerlukan senjata," kata Setyo.

Pengacara juga termasuk profesi yang dipertimbangkan dalam mengeluarkan izin kepemilikan senjata karena tuntutan pekerjaan yang berisiko mendapat intervensi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Fredrich Yunadi dalam catatan Najwa saat juga mengungkapkan beberapa hal, terkait perkembangan Setya Novanto, pasca ditahan di rutan KPK.

 Baca: Miris! Pria Ini Dipenjara 12 Tahun karena Memperkosa dan Membunuh, Ternyata Polisi Salah Tangkap

Pengacara Tuding KPK melakukan Cyber War

Fredrich Yunadi menuding KPK melakukan cyber war, dengan menampilkan berita dan video yang dianggap tidak sesuai dan menjatuhkan kliennya.

Fredrich mengaku memiliki bukti otak dibalik situs berita dan video yang dimaksud, dari pelacakan IP Adress.

"KPK kan melakukan pembinaan terhadap hamppir 500 LSM sama media, hampir 10% anggran di KPK digunakan untuk pembinaan, memang dalam perhitungan di audit BPK itu sah-sah saja pembinaan, akan tetapi menurut saya, namanya pembinaan itu bukan bina pada LSM, karena hampir 90% LSM sekarang abal-abal," kata Fredrich.

Setya Novanto Stress di Rutan

Fredrich Yunadi mengatakan kabar Setya Novanto sudah lebih baik, meski tertekan dan stress lantaran dikurung di tahanan.

Fredirch mengungkapkan, kondisi Setya Novanto gampang emosi, dan mudah tersinggung karena penahanan tersebut.

Bantah Sakitnya Setnov Hanya Sandiwara

Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi membantah jika kliennya hanya pura-pura sakit, tudingan yang selama ini dialamatkan ke Setya Novanto oleh beberapa pihak dianggap tidak benar.

Fredrich menanyakan, mereka (yang menuding pura-pura sakit) tidak melihat bagaimana kondisi Setya Novanto yang sebenarnya.

Masyarakat Tidak Percaya Setya Novanto

Menurut Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Donal Fariz, saat ini masyarakat sudah tidak mempercayai masyarakat.

Donal menyebutkan contohnya adalah pernyataan Fredrich yang mengatakan Setya Novanto gegar otak, mual-mual, tidak sanggup melakukan ini itu, bahkan menjawab pertanyaan.

Akan tetapi masyarakat dikejutkan dengan munculnya surat sakti Setya Novanto, ini kemudian yang membuat masyarakat bertanya-tanya, apakah Setnov benar-benar sakit atau tidak, karena kalau sakit, bagaimana bisa masih sanggup menulis surat yang ditulis sendiri dan bermaterai.

Donal menambahkan, pembicaraan masyarakat yang trending, sindiriran-sindiran masyarakat kepada Setnov, itu muncul lantaran publik yang marah terhadap kasus ini, bukan karena pasukan cyber KPK seperti yang dituduhkan oleh Fredrich Yunadi.

Baca: Ditantang Menteri Susi Buat Danau Sunter seperti di Jenewa, Sandiaga Uno: Jomplang Banget

Alasan Setnov Sering Tidur

Dalam wanwancara ini, Fredrich Yunadi juga menjelaskan bahwa alasan Setya Novanto sering tidur adalah karena kadar gulanya yang tinggi, misal saat rapat, saat berbicara, dll.

Foto Setya Novanto Main Ping Pong Rekayasa

Fredrich mengatakan, bahwa foto Setya Novanto main ping pong di DPR paska memenangkan gugatan praperadilan, 3 hari setelah keluar dari rumah sakit, adalah bohong dan rekayasa.

Ia juga membantah Setya Novanto pura-pura sakit saat dipanggil, dan sembuh setelah menang praperadilan.

Ia menegaskan bahwa kondisi Setya Novanto saat itu memang sedang sakit.

Setnov Pekerja Keras

Fredrich juga menggambarkan sosok Setya Novanto sebagai seseorang yang pekerja keras, terlihat dari jam tidurnya yang diatas jam 2 malam dan jam 6 pagi sudah bangun.

Sakit, Sembuh, Sakit, Hanyalah Startegi Pembelaan

Donal mengatakan bahwa berbagai spekulasi-spekulasi yang muncul dimasyarakat, terkait Setya Novanto yang tiba-tiba sakit saat dipanggil dan sembuh saat menang, hanyalah strategi pembelaan untuk menghindari hukum. (*)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Fredrich YunadiSetya NovantoNajwa Shihab
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved