Gunung Agung Meletus
Gunung Agung Meletus, Media Asing Soroti Turis yang Panik dan Frustasi karena tak Bisa Pulang
Gunung Agung meletus, turis asing panik dan cemas karena tak bisa pulang, mereka juga bingung karena kekurangan informasi.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Meletusnya Gunung Agung memberikan dampak bagi pariwisata di Bali.
Dilansir news.com.au pada Selasa (28/11/2017), Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali akan ditutup selama 24 jam lagi, sampai jam 7 pagi besok, karena awan abu dari Gunung Agung Gunung Merapi terus menyebar.
Kepala divisi komunikasi dan hukum bandara Bali, Arie Ahsanurrohim, mengatakan bahwa berdasarkan sebuah pertemuan evaluasi yang diadakan oleh masyarakat bandara pagi ini, diputuskan untuk memperpanjang penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai selama 24 jam sampai 07.00 WIB..
"Letusan abu vulkanik mencapai ketinggian 3000 meter. Berdasarkan pengamatan jam tangan meteorologi, dan observasi oleh VA Advisory Darwin, abu vulkanik dari Gunung Agung telah mencapai ketinggian 30.000 kaki dan bergerak ke selatan dan barat daya dengan kecepatan 5 sampai 10 knot dan masih menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, "katanya.
"Wilayah udara bandara masih tertutup abu vulkanik."
Pengumuman tersebut mengejutkan harapan wisatawan yang berencana terbang pulang hari ini.
Puluhan ribu orang sekarang terdampar di Bali karena Gunung Agung menyemburkan abu panas, hal itu menghentikan semua penerbangan masuk dan keluar dari pulau Bali.
Hal ini membuat para turis kebingungan dan cemas, lantaran sebagian dari mereka tidak dicover asuransi dari maskapai penerbangan.
Para turis ramai-ramai mendatangi bandara yang cemas dan ingin pulang.
Pada Senin malam, wisatawan bermalam di tempat tidur darurat di lantai berdebu bandara.
Baca: Pacitan Dilanda Banjir, Jalur Utama Trenggalek-Pacitan Tertutup Longsor, 11 Warga Meninggal
Ada yang mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan lebih dari 10 jam ke Surabaya dan menangkap serangkaian penerbangan ke seluruh Indonesia kembali ke Australia.
Semua frustrasi dengan apa yang mereka katakan adalah kurangnya informasi terkini dari maskapai mereka tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Yang pertama Janeen McKay mendengar tentang pembatalan penerbangan ada dalam teks dari saudaranya di Australia saat dia dalam perjalanan ke bandara Bali.
"Saya tidak punya apa-apa dari Jetstar, mereka memiliki nomor ponsel saya," kata turis asal Australia Barat itu kepada AAP.